JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) Boni Hargens menilai, hasil survei Indonesia Develompent Monitoring (IDM) sesuatu yang realistis, sesuai dengan kondisi preferensi pilihan masyarakat saat ini. Survei IDM bisa dikatakan mengejutkan, di mana pasangan Mega-Prabowo mengungguli SBY-Boediono (30,43 persen) dengan 44,13 persen.
"Melihat tipikal pemilih Indonesia, sangat realistis survei IDM. Realistis jika elektabilitas SBY menurun. Namun, apakah angkanya di bawah 40 persen, nanti dibuktikan pada 8 Juli. Jadi, jangan percaya diri dulu dengan pemilu satu putaran," kata Boni saat rilis hasil survei IDM di Jakarta, Senin (22/6).
Ia melihat, secara komunikasi politik, SBY mulai amburadul. "SBY mulai terlihat emosional dan menyerang. Tipikal pemilih Indonesia itu gampang berubah pilihannya kalau melihat figurnya tidak sesuai harapan," kata pengajar ilmu politik UI ini.
Kenaikan elektabilitas Mega-Prabowo, dinilai Boni, disebabkan hijrahnya pemilih SBY yang kecewa dengan pilihannya kepada Boediono. "Validitas survei itu hanya berlaku saat dilakukan survei. Sebab, setelah disurvei, sesaat itu juga pemilih bisa berubah pikiran," ujarnya.
Oleh karena itu, meskipun aspek figuritas akan sangat menentukan pilihan publik, Boni mengingatkan agar tidak saling menyerang secara personal. Mengajukan program kerja secara konkret, menurutnya, akan lebih efektif menarik perhatian pemilih.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.