JAKARTA, KOMPAS.com — Sejumlah lembaga survei merilis hasil surveinya yang menunjukkan bahwa elektabilitas capres Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono, mencapai lebih dari 50 persen.
Survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang dipesan konsultan kampanye SBY-Boediono, Fox Indonesia, terakhir merilis elektabilitas SBY 70 persen. Apa untung ruginya mengumumkan hasil survei?
Direktur Indo Barometer M Qodari mengatakan, hasil survei seharusnya dijadikan bahan evaluasi internal bagi pemesan. "Kalau diumumkan (hasil survei) ke publik, sama saja dengan memberikan info gratis ke lawan politik. Publikasi elektabilitas SBY 70 persen, bukan berarti kemenangan tapi kekalahan," ujar Qodari, pada diskusi mingguan "Kredibilitas Lembaga Survei", di Jakarta, Sabtu (20/6).
Ia mengingatkan, survei bisa menjadi blunder bagi SBY sendiri. "Mitra koalisinya tidur, enggak kerja. Apalagi kita tahu aktivitas kampanye sudah ditangani oleh suatu lembaga khusus," ujarnya.
Peneliti senior LSI, Burhanuddin Muhtadi, mengatakan, hasil survei tidak memiliki pengaruh besar bagi pemilih. Survei, dikatakannya, tidak untuk memobilisasi dukungan. "Kalau mau lihat kredibel atau tidaknya lembaga survei, lihat saja rekam jejaknya dan bagaimana validasi sampelnya," ujar Burhan.
LSI sendiri, menjelang pemilihan presiden, melakukan 3 kali survei sesuai yang dipesan Fox Indonesia. "Dan sudah sepakat, naik atau turun elektabilitas SBY, akan tetap dirilis kepada publik," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.