Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mega-Pro Mulai Susuri Perjalanan Jalur Ekonomi

Kompas.com - 20/06/2009, 04:15 WIB

"Padahal, era pemerintahan Megawati, pondasi ekonomi kerakyatan sudah dibangun. Para nelayan sempat berharap dengan hadirnya program Gerakan Pembangunan Nasional Kelautan dan Perikanan (Gerbang Mina Bahari) yang dicanangkan Presiden Megawati, pada Sabtu, 11 Oktober 2003. Tapi kini, gerakan yang bertujuan mengamankan hasil laut sekaligus memberdayakan nelayan itu terhenti bersamaan terjadinya suksesi pada 2004,"  Amran Nasution menjelaskan.  

Menurutnya lagi, pengrajin industri olahan berbahan baku rotan dalam negeri  menjerit seiring diberlakukannya Peraturan Menteri Perdagangan No.12 Tahun 2005 tentang Pencabutan Larangan Ekspor Rotan. Dengan dicabutnya larangan ekspor rotan, pasokan ekspor rotan mentahan terus 'lari' ke luar negeri. Sedangkan industri di dalam negeri menjerit karena sulitnya pasokan bahan baku. 

"Hj Megawati Soekarnoputri sebagai calon Presiden, bersama H Prabowo Subianto sebagai calon Wakil Presiden, merupakan dua tokoh nasional yang konsisten mengusung visi kerakyatan dalam platform politiknya dalam membangun bangsa Indonesia menuju bangsa yang besar, sejahtera, adil dan makmur, seperti yang menjadi cita-cita Proklamasi kemerdekaan," ujarnya.


Perjalanan Mega-Prabowo menyusuri daerah-daerah di Jawa Barat yang merupakan jalur kultural ekonomi kerakyatan tersebut, sambung Amran, merupakan aktualisasi keduanya untuk kembali menghidupkan denyut nadi serta harapan-harapan rakyat tentang kehidupan yang lebih baik ke depan  dengan mengusung visi ekonomi kerakyatan,  bagi wong cilik Indonesia untuk Indonesia yang lebih baik.

"Kembalinya denyut nadi ekonomi rakyat. Kontrak Politik, tegaskan komitmen kerakyatan selama perjalanan, selain menghadiri rapat umum kampanye terbuka, pasangan Mega-Prabowo juga akan melakukan kontrak politik dengan sejumlah komponen masyarakat, baik itu kalangan profesi, buruh, tani maupun nelayan. Kegiatan juga akan diisi dengan kunjungan ke pasar-pasar, pusat-pusat kerajinan, pesantren dan sebagainya," jelasnya.

Bagi Mega-Prabowo, sambung Amran, kontrak politik bukan semata-mata menggalang simpati komponen masyarakat yang diharapkan menjadi calon pemilih, melainkan untuk lebih mempertegas komitmen ekonomi kerakyatan dwi-tunggal Mega-Prabowo. 

Sebab, Amran menjelaskan lagi, tanpa pernyataan hitam di atas putih, sebagaimana pengalaman Pemilu 2004 lalu, janji-janji Capres-Cawapres sekedar menjadi pernyataan politik kosong. Ia mencontohkan, janji revitalisasi pertanian dan perdesaan yang tidak kunjung ditepati hingga sekarang ini. 

"Komitmen kerakyatan Mega-Prabowo bukan isapan jempol belaka. Apalagi disebut janji kosong. Pondasi ekonomi kerakyatan sudah dibangun oleh pemerintahan Kabinet Gotongroyong. Belum lagi dasar filosofis tujuan bernegara sebagaimana termaktub pada Alenia IV UUD 1945, maupun pilar pembangunan ekonomi sebagaimana bunyi Pasal 33 UUD 1945," ungkapnya.

"Pilar-pilar penyelenggaraan hidup bernegara yang berpihak kepada kepentingan rakyat itu yang akan ditegaskan dalam kontrak politik pasangan Mega-Prabowo," kata Amran lagi. (dayat)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

Nasional
Tanggapi Ide 'Presidential Club' Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Tanggapi Ide "Presidential Club" Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Nasional
6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

Nasional
Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Nasional
PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

Nasional
Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

Nasional
Tingkatkan Pengamanan Objek Vital Nasional, Pertamina Sepakati Kerja Sama dengan Polri

Tingkatkan Pengamanan Objek Vital Nasional, Pertamina Sepakati Kerja Sama dengan Polri

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Tak Jadi Ajang 'Sapi Perah'

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Tak Jadi Ajang "Sapi Perah"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com