Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jakarta Mengarah pada Kemacetan Total

Kompas.com - 19/06/2009, 06:12 WIB

Solusi utama kemacetan sebenarnya sudah diketahui semua pihak, termasuk Pemprov DKI Jakarta. Penciptaan angkutan massal yang cepat dan nyaman serta pembatasan angkutan pribadi akan menyelesaikan masalah kemacetan di Jakarta.

Saat menyadari solusi itu, Pemprov DKI menyusun konsep pola transportasi makro. Angkutan massal dengan sistem mass rapid transit (MRT), bus rapid transit (BRT), angkutan air, dan kereta api disiapkan.

MRT sudah mendapatkan pendanaan dan mulai disiapkan infrastruktur penunjangnya. Sayangnya, proses yang berlangsung molor delapan bulan sehingga target operasi pada awal 2016 diperkirakan sulit tercapai.

BRT diwujudkan dengan bus transjakarta yang sudah beroperasi 7,5 koridor. Angkutan air sudah pernah beroperasi, tetapi tidak dilanjutkan.

Kepala Dewan Transportasi Kota Jakarta Edie Toet Hendratno mengatakan, angkutan massal yang dapat menjadi tumpuan harapan untuk mengatasi kemacetan dalam kota saat ini adalah bus transjakarta, apalagi bus transjakarta itu dapat mengangkut sampai 210.000 penumpang setiap hari.

Sayangnya, pengelola bus transjakarta belum dapat memindahkan pengguna kendaraan pribadi ke BRT itu. Belum idealnya jumlah bus di setiap koridor menjadi akar semua masalah itu.

Tidak seimbangnya jumlah bus dan penumpang membuat kondisi halte dan bus terlalu penuh dan tidak nyaman. Tanpa kenyamanan, pengguna kendaraan pribadi tidak bakal mau pindah ke bus transjakarta.

Selain itu, waktu kedatangan antarbus yang sering lebih dari 15 menit membuat penumpang harus menunggu lama. Akibatnya, warga yang butuh kecepatan dalam perjalanan tetap memilih kendaraan pribadi.

Ketiadaan tempat parkir bagi pengendara kendaraan pribadi yang ingin beralih ke bus transjakarta dan angkutan pengumpan yang memadai untuk menuju dan meninggalkan halte juga menjadi masalah tambahan.

Kondisi ini ironis karena pada awalnya bus transjakarta justru menawarkan kenyamanan, kemudahan, dan kecepatan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com