JAKARTA, KOMPAS.com — Markas Besar Tentara Nasional Indonesia bersama Departemen Pertahanan membentuk tim audit bersama untuk melakukan evaluasi menyeluruh atas alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI. Tim ini mulai bekerja Senin kemarin dengan tenggat hingga 30 Juli 2009 mendatang.
Audit dilakukan menyeluruh terhadap peralatan, pelatihan, manajemen, dan anggaran. Evaluasi ini dilakukan terkait dengan beruntunnya kecelakaan alutsista milik TNI dalam beberapa waktu terakhir.
"TNI sudah melakukan langkah untuk melakukan audit. Baru mulai dan belum selesai. Diharapkan tanggal 30 Juli selesai," kata Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso, seusai Pembukaan Latihan Garuda Shield-09, di Infantry Training Center, Cipatat, Bandung, Selasa (16/6).
Terkait jatuhnya sejumlah pesawat, Djoko mengatakan, Mabes TNI melakukan pengawasan dan pemeriksaan khusus yang dipimpin Inspektur Jenderal TNI Letnan Jenderal Lilik Sumaryono.
Menurut Djoko, pemerintah sebenarnya telah melakukan penambahan alutsista untuk membangun kekuatan. "Seperti AU ada penambahan 7 Sukhoi, kemudian AD penambahan 8 helikopter MI-17, dan 3 helikopter MI-35, juga ada penambahan peluru kendali ada 5 baterai. AL ada penambahan 4 kapal perang jenis korvet dan merencanakan penambahan kapal selam," paparnya.
Selain itu, TNI juga telah memilah-milah alutsista yang sudah tidak bisa dipakai lagi. Ia merinci, AL telah meng-grounded pesawat Nomad, sementara AU juga meng-grounded pesawat OV 10 dan heli Skorsing. "Mana yang bisa dipakai dan mana yang tidak bisa dipakai dipilah-pilahkan. Ada juga rencana untuk perbaikan supaya siap pakai," tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.