MALANG, KOMPAS.com — Fungsionaris Partai Demokrat yang menjadi Koordinator Wilayah Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur, Jero Wacik, mengemukakan, penggagas (mastermind) untuk Tim Kampanye Nasional SBY-Boediono adalah Susilo Bambang Yudhoyono sendiri.
"Beliaulah (SBY) mastermind-nya agar mesti begini, mesti begini. Beliau mengarahkan kita. Kita memberi masukan sedikit, beliau yang banyak. Beliau punya masukan banyak, kita masukan sedikit," ujar Jero yang juga menjabat sebagai Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, pekan lalu.
Fox Indonesia yang didaftarkan ke Komisi Pemilihan Umum sebagai konsultan politik, menurut Jero, hanyalah pelaksana kampanye. "Mastermind-nya Pak SBY," ujar Jero menegaskan.
Meskipun diakui sebagai pelaksana, CEO Fox Indonesia Choel Mallarangeng menjelaskan konsep besar kampanye SBY-Boediono di dalam pesawat Transwisata Air yang disewa sebagai gagasan dan terobosan Fox Indonesia. Choel menjelaskan sejumlah terobosan yang dengan berani dilakukan untuk kampanye SBY-Boediono seperti meminimalkan kampanye terbuka di depan ratusan ribu peserta.
Beberapa pimpinan menyangsikan terobosan itu dan khawatir gagal. "Tetapi tetap kami lakukan," ujar Choel di atas Semarang, Kamis (11/6).
Sepanjang kampanye, Fox Indonesia akan menyiapkan 11 kota untuk dihadiri SBY yaitu dimulai dari Malang, Kendari, Kupang, Lampung, Pekanbaru, Medan, Padang, Denpasar, Balikpapan, Solo, dan Jakarta. Untuk 11 kota itu, Fox Indonesia membaginya dalam tiga kelompok. Boediono yang memiliki tim terpisah akan bergabung di Malang (12/6), Solo (29/6), dan Jakarta (4/6).
Kecuali saat penutupan di Jakarta yang direncanakan di Gelora Bung Karno, semua kampanye lain di lakukan di tempat tertutup dengan peserta sekitar 3.000 orang. "Pemberitaan di media massa dan iklan yang akan dilakukan diharapkan menggandakannya. Hitungan kami, setiap kampanye maksimal dapat menjangkau 30 juta orang," ujar Choel.
Untuk pemakaian model kampanye ini, Choel mengaku telah tiga kali mempraktikkannya, saat kampanye legislatif terakhir di Magelang, Jawa Tengah, deklarasi SBY-Boediono di Bandung (Jawa Barat), dan kampanye perdana SBY-Boediono di Kemayoran (Jakarta). Selama kampanye, tiga materi akan selalu diangkat SBY dalam pidatonya.
Pertama, materi yang bersentuhan langsung dengan lokalitas kampanye. Kedua, materi tetap yang akan terus diangkat sesuai visi dan misi. Ketiga, materi yang sedang menjadi isu nasional.
"Berbeda dengan pemilu legislatif yang waktunya panjang, untuk pemilu presiden waktunya pendek. Aksi akan lebih banyak dibanding rapat. Rapat satu jam berarti hilang waktu satu jam," ujar Choel.