Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komisaris BUMN Jadi Tim Capres, Harus Mundur

Kompas.com - 11/06/2009, 15:18 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat kebijakan publik, Ismed Hasan Putro, meminta para komisaris BUMN yang menjadi tim sukses dalam suksesi pemilihan capres dan cawapres 2009 untuk mengundurkan diri dari jabatan formalnya itu.

Langkah tersebut patut dilakukan selain untuk menjaga agar BUMN terlepas dari infiltrasi kepentingan politik, juga agar BUMN benar-benar bisa menjadi entitas bisnis yang terhindar dari intervensi nonkorporasi," katanya di Jakarta, Kamis (11/6).

Ismed Hasan Putro mengatakan hal itu berdasarkan pengamatannya mengenai adanya komisaris BUMN yang menjadi tim sukses pilpres.

Menurut dia, keterlibatan komisaris BUMN tersebut tidak sejalan dengan semangat tata kelola perusahaan yang baik atau good corporate govenance (GCG) dan sikap tersebut juga melanggar UU N0 42/2008 tentang Pilpres khususnya Pasal 42 ayat 2 d.

"Bagi komisaris yang melanggar aturan itu jelas dapat diancam dengan hukuman pidana," katanya.

Ia mengatakan, semua pihak harus belajar konsisten untuk taat aturan dan menjaga etika sebagai pejabat negara.

"Hal itu penting agar pejabat terkait dapat mengelola dan mengawasi BUMN dengan baik, apalagi sebagai penerima amanah negara, sejatinya para komisaris BUMN fokus untuk menjadikan BUMN lebih profesional," kata Ismed.

Bila komisaris BUMN itu masih terlibat sebagai tim sukses, lalu bagaimana mungkin para capres dan cawapres, yang selalu mengatakan taat aturan, akan menjunjung tinggi prinsip-prinsip GCG itu dan ingin menjalankan pemerintahan yang bersih.

Sebaliknya, justru komitmen mereka itu seolah-olah diabaikan ketika terkait dengan kepentingan kelompoknya. Parahnya, pelanggaran terhadap UU Pilpres seperti itu dibiarkan dilakukan secara sadar dan terang-terangan.

"Karena itu, Bawaslu dan Kementerian BUMN harus konsisten dalam menegakkan aturan, bersikap tegas, dan tidak diskriminatif, jika memang ingin membangun Indonesia yang lebih baik," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

Nasional
Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Nasional
Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Nasional
Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Nasional
PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com