Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lingkaran Survei: Jika Tak Blunder, SBY-Boediono Menang Satu Putaran

Kompas.com - 11/06/2009, 13:33 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Lingkaran Survei Indonesia (LSI) pimpinan Denny JA memprediksi, jika tak ada blunder yang dilakukan oleh tim pemenangan pasangan SBY-Boediono di sisa waktu menjelang pemilu presiden, pasangan nomor urut dua ini berpotensi menang dalam satu putaran.

Hal ini disampaikan oleh Direktur Riset LSI Arman Salam dalam keterangan pers di Pisa Cafe Mahakam Jakarta, Kamis (11/6). "Blunder-blunder ini, menurut saya yang normatif saja, misalnya kasus korupsi, perempuan, yang sifatnya sosial kemasyarakatan, itu bisa mempengaruhi cepatnya turun naik angka dukungan," ujar Arman.

Potensi ini juga akan semakin besar jika tak ada program yang sangat luar biasa dari pasangan calon lainnya dan tak ada peristiwa yang sangat luar biasa dalam sisa waktu. LSI berani mengeluarkan prediksi ini berdasarkan survei yang dilakukan pada tanggal 28 Mei-3 Juni 2009 di 33 provinsi.

Dari survei ini diperoleh bahwa pasangan SBY-Boediono unggul dalam tiga kriteria, yaitu respons pemilih terhadap figur calon, sentimen pemilih terhadap kondisi hidupnya, dan persepsi atas kinerja incumbent. Dalam kriteria figur, selain sangat dikenal oleh masyarakat, survei LSI menunjukkan figur SBY sangat disukai dan sangat dianggap pantas menjadi pemimpin nasional.

Nilai kesukaan responden terhadap SBY sebesar 89,6 persen. Megawati hanya memperoleh 59 persen dan Jusuf Kalla 57,2 persen.

Sementara dalam kriteria sentimen pemilih terhadap kondisi hidupnya, semakin pemilih puas, semakin ia cenderung memilih incumbent. Sebaliknya, makin tak puas, responden makin cenderung memilih oposisi. Dalam kriteria ketiga, yaitu persepsi atas kinerja SBY, responden relatif puas dengan kinerja SBY kecuali dalam masalah penanganan tenaga kerja dan pengangguran.

Keunggulan dalam tiga kriteria ini menyebabkan responden menunjukkan dukungan yang besar untuk pasangan SBY-Boediono.

Sekitar 63,1 persen responden akan memilih SBY-Boediono seandainya pemilu presiden diadakan pada hari survei dilakukan. Hanya 16,4 persen yang memilih pasangan Megawati-Prabowo dan 5,9 persen memilih Jusuf Kalla dan Wiranto. Responden yang belum menentukan pilihan 14,6 persen.

"Jika dipilih-pilih berdasarkan tingkat segmentasi yang lebih detail, pun pasangan SBY-Boediono tetap unggul," tutur Arman.

Survei dilakukan kepada 4.000 responden. Responden dipilih dengan metode multistage random sampling dengan wawancara tatap muka dengan margin error sekitar 2,4 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ahok Masuk Bursa Bacagub Sumut, PDI-P: Prosesnya Masih Panjang

Ahok Masuk Bursa Bacagub Sumut, PDI-P: Prosesnya Masih Panjang

Nasional
Bantah PDI-P soal Jokowi Menyibukkan Diri, Ali Ngabalin: Jadwal Padat, Jangan Gitu Cara Ngomongnya...

Bantah PDI-P soal Jokowi Menyibukkan Diri, Ali Ngabalin: Jadwal Padat, Jangan Gitu Cara Ngomongnya...

Nasional
Pimpin Langsung ‘Tactical Floor Game’ WWF di Bali, Luhut: Pastikan Prajurit dan Komandan Lapangan Paham yang Dilakukan

Pimpin Langsung ‘Tactical Floor Game’ WWF di Bali, Luhut: Pastikan Prajurit dan Komandan Lapangan Paham yang Dilakukan

Nasional
Setara Institute: RUU Penyiaran Berpotensi Perburuk Kebebasan Berekspresi melalui Pemasungan Pers

Setara Institute: RUU Penyiaran Berpotensi Perburuk Kebebasan Berekspresi melalui Pemasungan Pers

Nasional
Masuk Daftar Cagub DKI dari PDI-P, Risma: Belum Tahu, Wong Masih di Kantong...

Masuk Daftar Cagub DKI dari PDI-P, Risma: Belum Tahu, Wong Masih di Kantong...

Nasional
KPK Geledah Lagi Rumah di Makassar Terkait TPPU SYL

KPK Geledah Lagi Rumah di Makassar Terkait TPPU SYL

Nasional
Puan Minta DPR dan IPU Fokus Sukseskan Pertemuan Parlemen pada Forum Air Dunia Ke-10

Puan Minta DPR dan IPU Fokus Sukseskan Pertemuan Parlemen pada Forum Air Dunia Ke-10

Nasional
Yusril: Serahkan kepada Presiden untuk Bentuk Kabinet Tanpa Dibatasi Jumlah Kementeriannya

Yusril: Serahkan kepada Presiden untuk Bentuk Kabinet Tanpa Dibatasi Jumlah Kementeriannya

Nasional
Mensos Risma: Belum Semua Warga di Zona Merah Gunung Marapi Bersedia Direlokasi

Mensos Risma: Belum Semua Warga di Zona Merah Gunung Marapi Bersedia Direlokasi

Nasional
Pengamat Nilai Ahok Sulit Menang jika Maju pada Pilkada, Ini Alasannya

Pengamat Nilai Ahok Sulit Menang jika Maju pada Pilkada, Ini Alasannya

Nasional
Jadi Perantara Kebaikan, Dompet Dhuafa Siap Terima Hibah dari NAMA Foundation untuk Kaum Dhuafa

Jadi Perantara Kebaikan, Dompet Dhuafa Siap Terima Hibah dari NAMA Foundation untuk Kaum Dhuafa

Nasional
Kemenkes: Waspadai MERS-CoV, Jemaah Haji Mesti Hindari Kontak dengan Unta

Kemenkes: Waspadai MERS-CoV, Jemaah Haji Mesti Hindari Kontak dengan Unta

Nasional
Bocorkan Duet Khofifah-Emil pada Pilkada, Airlangga: Semua Akan Positif...

Bocorkan Duet Khofifah-Emil pada Pilkada, Airlangga: Semua Akan Positif...

Nasional
Airlangga Bertemu Khofifah Malam Ini, Bahas soal Emil Dardak pada Pilkada Jatim

Airlangga Bertemu Khofifah Malam Ini, Bahas soal Emil Dardak pada Pilkada Jatim

Nasional
Prabowo Sebut Punya Gaya Kepemimpinan Sendiri, PDI-P: Kita Berharap Lebih Baik

Prabowo Sebut Punya Gaya Kepemimpinan Sendiri, PDI-P: Kita Berharap Lebih Baik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com