Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

JK-Win Rangkul Sultan dan Ulama

Kompas.com - 25/05/2009, 00:11 WIB

JAKARTA,KOMPAS.com-Slogan "Lebih Cepat Lebih Baik" bagi pasangan JK-Wiranto bukan sekedar penanda beda. Slogan itu lebih sebagai aktualisasi. Memang begitu yang selama ini dijalankan.

Selalu lebih cepat. Deklarasi capres JK-Wiranto menjadi yang pertama dibanding dua pasangan capres lain. Di saat pasangan capres lain masih mencari "teman seiring". JK-Wiranto sudah "bersanding".

Di saat yang lain masih membentuk tim sukses. JK-Wiranto sudah melesat "road show" beberapa daerah. Pasangan yang sering disebut pasangan Nusantara langsung mengebrak Jawa. Di mulai dengan mendatangi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di kantor pusat Jl. Kramat Raya, langsung bertemu KH Hasyim Muzadi. Tanpa buang waktu JK-Wiranto  sambangi PP Muhammadiyah dan bertemu dengan Ketua Umum Din Syamsuddin.

Diteruskan dengan menuju basis Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Timur disambangi. JK-Wiranto datang bersama. Bak calon pengantin JK-Wiranto mesra berkunjung dari rumah ke rumah. Di Jatim JK-Wiranto datangi ponpes Islam Miftachus Akhyar di Jl Kedung Tarukan Surabaya. Langsung ke Ponpes Salafiyah Syafi’iyah, Sukorejo, Situbondo.

Di basis kaum nahdiyin, JK-Wiranto meminta doa restu maju sebagai capres. Di hadapan para ulama yang tergabung dalam Forum Pondok Pesantren se Jawa Timur, dengan lugas JK-Wiranto menyatakan hal yang sama. Menurut pemimpin Pondok Tebuireng Jombang, KH Solahuddin Wahid (Gus Solah) dalam sejarahnya hubungan antara JK dengan tokoh-tokoh NU dan Muhammadiyah cukup bagus.

"Kiai NU kalau mau ketemu Pak JK cukup SMS, berangkat ke Jakarta setelah itu pasti ketemu. Prosedurnya tak rumit," tambahnya. Seolah tak mau kehilangan waktu, JK-Wiranto terus ngebut sambangi para ulama dan tokoh masyarakat Jawa. Setelah ulama Jatim dan pondok pesantren di Situbondo dan Surabaya.

JK-Wiranto langsung tancap gas giliran Jawa Tengah, DI Yogyakarta dan Jawa Barat serta Banten. Di Yogyakarta JK-Wiranto langsung menyambangi Ponpes Munawir di Krapyak Yogyakarta. Usai sowan di ponpes milik ulama karismatik Ali Maksum tersebut JK-Wiranto langsung ke Ponpes Darusalam, Watucongol, Muntilan. Di hadapan pimpinan ponpes Darusalam KH Ahmad Abdul Haq Dalhar (mbah Mad) mereka juga meminta restu.

Selain itu ke Ponpes Asrama Perguruan Islam (API) di Tegalrejo Magelang. Di hadapan ribuan santri pimpinan KH Abdurahman Chudori (mbah Dur), JK-Wiranto lagi-lagi minta dukungan dan doa. Tokoh sentral Jawa Raja Ngayogyakarta Hadiningrat Sri Sultan HB X menjadi sasaran tujuan utama.

"Dengan kita bertiga (JK-Wiranto-Sultan) bersama begini, berarti beliau (Sultan) sudah berikan dukungan moral yang besar pada kami," kata Jusuf Kalla usai bertemu Sultan HB X di Gedhong Jene, Yogyakarta. Sultan mengaku bahwa ekonomi kerakyatan dan kemandirian yang diusung pasangan JK-Wiranto selama ini juga telah diperjuangkan kerajaan sejak kerajaan Mataram.

"Dulu Mataram dua kali invasi ke Batavia itu tujuannya untuk kemandirian," kata Sultan. Sultan mengaku tidak anti asing, tetapi investasi asing harus digunakan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Dan visi ekonomi seperti itu pula yang diperjuangkan oleh JK-Wiranto.

Dalam konteks perebutan suara di Jawa, menurut Gus Sholah, dukungan dari Sri Sultan HB X kepada pasangan JK-Wiranto menjadi sangat strategis.  Menurut Gus Solah,  Raja Jawa ini pengaruhnya cukup diperhitungkan di DI Yogyakarta dan sekitarnya. "Di Yogyakarta dan Sekitarnya pengaruh Sri Sultan  memang kuat," katanya.

Kawasan di sekitar DI Yogyakarta yang diperkirakan masih kuat di bawah pengaruh Sultan HB X adalah kawasan Jateng di bagian utara dan barat DI Yogyakarta, seperti Kabupaten/Kota Magelang, Kabupaten, Kabupaten Kebumen, dan lainnya. Kawasan di timur DI Yogyakarta yang masih kental pengaruh Sultan HB X adalah Kabupaten Klaten.

Sedang wilayah di Karesiden Solo, yang meliputi Kota Solo, Sukohardjo, Karanganyar,  Sragen, dan Wonogiri pengaruh Sultan HB X berhimpitan dengan Kasunanan Solo.  Pengaruh budaya Jawa dari Kasultanan Yogyakarta dan Kasunanan Solo juga terasa di kawasan Jatim bagian selatan dan barat, yang meliputi Ngawi, Pacitan, Magetan, dan Madiun.

Sementara jumlah pemilih di luar Pulau Jawa sekitar 40 persen dari suara nasional. Rinciannya, pemilih di Sumatera sekitar 20 persen. Kalimantan, Sulawesi, dan Indonesia Timur lainnya sekitar 20 persen. Sedangkan 60 persen pemilih lainnya berada di Jawa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Nasional
Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Nasional
Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Nasional
Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Nasional
Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Nasional
Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show 'Pick Me Trip in Bali'

Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show "Pick Me Trip in Bali"

Nasional
Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Nasional
Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com