Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demokrat: Golkar Jangan 'Sensi'

Kompas.com - 24/04/2009, 16:11 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kriteria cawapres yang diajukan SBY ternyata menjadi salah satu hal yang memicu Golkar memilih "bercerai" dengan Partai Demokrat. Hal itu diakui oleh Ketua Badan Pemenangan Pemilu yang juga Ketua DPP Golkar, Burhanuddin Napitupulu, pada diskusi "Demokrat-Golkar antara Benci dan Rindu" di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (24/4) siang ini.

Dikatakan pria yang akrab disapa Burnap itu, bagi Golkar, penetapan kriteria yang diikuti permintaan pengajuan nama lain di luar JK tak seharusnya dilakukan oleh Demokrat.

"Sama saja dengan menolak Pak JK, dan akhirnya masuk ke wilayah perasaan. Saya bicara tentang norma berorganisasi. Suka tidak suka nomor dua. Permasalahannya minta beberapa nama. Secara struktur partai, Pak JK ketua umum. Kecuali, Pak JK menyatakan tidak maju, baru minta nama lain," ujarnya dengan berapi-api.

Pernyataan ini langsung ditanggapi oleh anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Hayono Isman, yang juga hadir sebagai pembicara. Hayono menjelaskan, permintaan lebih dari satu nama calon bukan dimaksudkan untuk merendahkan Golkar.

"Golkar jangan sensi soal kriteria. Wajar kalau seorang capres yang berasal dari partai yang diperkirakan menang pemilu mengajukan kriteria itu. Lagi pula, kriterianya sangat umum. Wajar-wajar saja," kata Hayono.

Hayono menjelaskan, sebenarnya pembicaraan antara tim negosiasi Golkar dan Tim 9 Demokrat belum lebih jauh membicarakan capres dan cawapres. "Pertemuan baru satu kali, tapi Sekjen Golkar (Sumarsono) sudah buru-buru menyatakan buntu," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com