Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Golkar Masih Bungkam Soal Koalisi

Kompas.com - 11/04/2009, 00:45 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Golkar tampaknya sangat berhati-hati mengeluarkan pernyataan-pernyataan politik pascapemilu legislatif. Apalagi, setelah hasil perhitungan cepat menunjukkan, partai berlambang pohon beringin itu hanya memperoleh suara di kisaran 14 persen, jauh di bawah perolehan tahun 2004 .

Arah koalisi Golkar pun menjadi tak tertebak. Seperti yang sudah diketahui, ada dua faksi yang menginginkan Golkar tetap memadukan SBY-JK, ada pula yang mendesakkan agar Golkar mengusung capres sendiri.

Sejumlah petinggi Golkar, yang ditanya tentang kemungkinan kembali berduetnya SBY-JK, tak memberikan jawaban konkret. Hanya Ketua DPP Theo Sambuaga yang setuju dengan hal tersebut.

Usai melakukan konsolidasi di rumah Ketua Umum Golkar, Jusuf Kalla, Jumat (10/4) malam, Wakil Sekjen Golkar Rully Ch Azwar mengatakan, Golkar belum membicarakan lebih jauh tentang rencana koalisi. "Kami masih mengevaluasi hasil quick count dan memantau rekapitulasi suara di KPU.

"Rencana (koalisi) dengan partai lain, bisa saja mendadak. Tapi saat ini belum ada apa-apa, mungkin diputuskan tanggal 20-an," ujar Rully, saat akan meninggalkan kediaman JK.

Kendati demikian, ia mengatakan, jika melihat kerja pemerintah, Golkar menangkap sinyal bahwa rakyat menginginkan pemerintahan yang memberi kesejahteraan rakyat. Namun, saat ditanya apakah ini sinyal SBY-JK kembali bersama, ia menjawab, "Duet SBY-JK belum tahu, Tapi semua kemungkinan masih terbuka, tidak hanya dengan satu partai," kata dia.

JK, dikatakan Rully, tidak dapat mengambil keputusan sendiri ke mana ia akan berlabuh. Segala sesuatunya, harus melalui mekanisme kesepakatan partai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Nasional
Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Nasional
KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

Nasional
KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

Nasional
Abaikan PDI-P, MPR: Tak Ada Alasan untuk Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Abaikan PDI-P, MPR: Tak Ada Alasan untuk Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Nasional
Pemerintah Tegaskan Tak Ragu Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

Pemerintah Tegaskan Tak Ragu Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
Tangani ODGJ di Sumba Timur, Mensos Risma Minta Pemda dan Puskesmas Lakukan Ini

Tangani ODGJ di Sumba Timur, Mensos Risma Minta Pemda dan Puskesmas Lakukan Ini

Nasional
Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club', Jokowi Usul Pertemuannya Dua Hari Sekali

Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club", Jokowi Usul Pertemuannya Dua Hari Sekali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com