Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKS dan Demokrat Bisa Berkoalisi

Kompas.com - 17/03/2009, 16:57 WIB

SAMARINDA, KOMPAS.com — Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Demokrat bisa berkoalisi lewat Pemilihan Umum 2009. Kedua partai dinilai memiliki semangat mirip, yakni reformasi di pemerintahan dan legislatif.

Sekretaris Jenderal PKS Muhammad Anis Matta mengemukakan itu menjawab pertanyaan pers seusai berpidato dalam rapat umum di Lapangan Gedung Olahraga Segiri, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Selasa (17/3).

"Sejauh ini, iya," kata Anis Matta menjawab pertanyaan pers apakah platform Demokrat mirip dengan PKS. Kedua partai memiliki kesamaan pandangan, yakni masih perlunya reformasi pemerintahan dan legislatif.

Untuk itu, menurut Anis Matta, PKS bisa berkoalisi dengan Demokrat. Namun, terkait koalisi, PKS sedang mengadakan survei kepada kalangan kader se-Indonesia untuk melihat kecenderungan terhadap bakal calon presiden tertentu dan partai politik tertentu.

Anis Matta mengatakan, koalisi diperlukan untuk pemerintahan yang kuat. PKS merupakan salah satu partai pendukung Susilo Bambang Yudhoyono-Muhammad Jusuf Kalla yang kini memerintah.

Meski demikian, menurut Anis Matta, koalisi yang dibentuk pada 2004 itu kini rapuh dengan perginya Partai Golkar yang sampai sekarang mengusung Jusuf Kalla sebagai bakal calon presiden.

Anis Matta mengutarakan, PKS akan mengevaluasi kontrak politik dengan Yudhoyono. Presiden diakui menjalani sejumlah agenda dalam kontrak, seperti memperjuangkan kemerdekaan Palestina, anggaran pendidikan 20 persen, dan pemberantasan korupsi.

"Tetapi ada juga masalah komunikasi," kata Anis Matta. Yang dimaksud ialah PKS merasa tidak diajak komunikasi saat Presiden mengambil kebijakan menaikkan harga BBM meski kemudian menurunkannya.

Anis Matta mengatakan, dalam kampanye ini, PKS menjual isu reformasi DPR. PKS menilai menguatnya peran dan wewenang yang diberikan untuk DPR, lembaga legislatif ini justru rentan melakukan tindak pidana korupsi.

Anis Matta menyatakan, PKS menjamin bahwa calon anggota DPR dari partai ini diikat dengan kontrak politik. PKS juga memiliki pengadilan syariah dan badan penegak disiplin organisasi sebagai dua lembaga pemantau perilaku anggota legislatif se-Indonesia.

Anis Matta menambahkan, PKS akan menindak tegas para kadernya yang terlibat korupsi. "Tidak ada ampun," tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com