Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gedung YTKI Jadi Target KPK

Kompas.com - 23/02/2009, 18:42 WIB

JAKARTA, SENIN — Selain akan menelusuri yayasan milik Bank Indonesia, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) juga akan membidik Yayasan Tenaga Kerja Indonesia (YTKI) milik Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Depnakertrans).

"Yayasan itu menempati gedung 15 lantai di atas lahan milik Depnakertrans di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan. Apalagi kita tahu kalau lahan di kawasan sana harganya sangat tinggi," kata Wakil Ketua KPK Bidang Pencegahan, Haryono Umar kepada Persda, Senin (23/2). Menurutnya, yayasan swasta itu tidak pernah membayar sewa selama
bertahun-tahun.

Jika dihitung, maka harga sewanya bisa mencapai miliar rupiah. Padahal, yayasan itu merupakan yayasan profit karena menggelar pelatihan-pelatihan bagi calon tenaga kerja.

Penertiban ini merupakan bagian dari upaya KPK menyehatkan semua yayasan yang bernaung di bawah departemen pemerintahan. Harapannya dengan adanya penertiban itu, yayasan yang dimiliki departemen bisa mandiri. Selain itu, tidak terus-menerus bergantung pada departemen induknya.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebelumnya telah memanggil enam departemen. Keenam departemen itu adalah Departemen Hukum dan HAM, Departemen Kelautan dan Perikanan, Departemen Tenaga Kerja, Departemen Pertanian dan Departemen Pekerjaan Umum. Sedangkan satu lagi adalah instansi pemerintah yaitu, Perusahaan Umum Perhutani.

"Pemanggilan ini dalam upaya menertibkan yayasan di lembaga pemerintah. Keenam departemen ini memiliki yayasan yang sudah berstatus swasta, tetapi masih menggunakan fasilitas negara," kata Haryono.

Menurutnya, KPK memberikan imbauan untuk penertiban yayasan yang dimilliki departemen dan instansi tersebut. "Misalnya seperti di Departemen Pertanian, ada 12 yayasan dan enam yang sudah dibubarkan. Nah yang enam sisanya masih berkantor di gedung departemen, secara tidak langsung artinya menggunakan fasilitas negara," imbuhnya. (CW6)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com