Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengusaha Rokok Tak Risau Fatwa Haram

Kompas.com - 27/01/2009, 20:34 WIB

KUDUS, SELASA — Sejumlah pengusaha rokok di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, tak merisaukan fatwa haram merokok bagi anak-anak, ibu hamil, dan merokok di tempat-tempat umum yang dikeluarkan pada sidang ijtima (kesepakatan) di Padang Panjang, Sumatera, Senin (26/1) kemarin.

"Kami sama sekali tidak khawatir," ujar salah satu pemilik Perusahaan Rokok (PR) Janur Kuning Kudus, Guntur, Selasa (27/1).

Ketakutan terhadap dampak negatif dari rokok, kata dia, tidak boleh dinafikan terhadap andil industri rokok terhadap bangsa Indonesia ini. Menurut dia, kekhawatiran terhadap rokok terlalu berlebihan, jika saja semua pihak memandang langkah konstruktif bahwa industri rokok dilakukan secara bertahap. "Termasuk upaya MUI yang melakukan ’ijtima’ (kesepakatan). Tanpa upaya tersebut tentunya tidak etis merokok di sembarang tempat," ujarnya. 

Ia justru memberikan apresiasi dan menyambut positif atas langkah MUI melakukan upaya preventif secara berimbang. "Artinya, selain memikirkan sisi dampak merokok, peranan industri rokok juga perlu diperhatikan," ungkapnya. Apalagi, langkah-langkah preventif tersebut juga harus dilakukan secara bertahap.

Ia menegaskan, fatwa tersebut tidak ada pengaruhnya karena keberadaan industri rokok tidak ingin merusak kesehatan, mengingat substansinya sudah tercantum dalam kemasan rokok bahwa merokok mengganggu kesehatan.

Demikian halnya dengan omzet penjualannya, pihaknya juga yakin tidak akan berpengaruh sama sekali. Ia berharap, semua pihak dapat menempatkan satu kesamaan pandangan dengan menempatkan posisi secara berimbang. Misalnya, melakukan promosi berdasarkan kebudayaan setempat.

"Hal inilah yang akan kami bangun memberikan langkah kondusif. Bukan hanya melarang, tetapi kelangsungan bagi industri rokok juga diperhatikan dan jangan dimatikan," ungkapnya.

Selain itu, hingga sekarang belum ada yang mampu menggantikan posisi devisa negara dari hasil cukai rokok dan tembakau. Bahkan, dari tahun ke tahun kontribusinya cukup besar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Polemik UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Soal Polemik UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi Jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi Jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
SYL Berkali-kali 'Palak' Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

SYL Berkali-kali "Palak" Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

Nasional
Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Nasional
Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Nasional
KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

Nasional
Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com