JAKARTA, JUMAT - Perjuangan para caleg perempuan untuk mendapat kursi parlemen tidaklah mudah. Ribuan caleg didominasi laki-laki menjadi pesaingnya. Selain itu, peluang menang pun kecil karena banyaknya partai yang bertarung pada pemilu 2009 ini.
Direktur Pusat Kajian Politik (Puskapol) UI Sri Budi Eko Wardani mengatakan, setidaknya ada tiga arena pertarungan yang harus dilalui caleg perempuan. Rencana KPU menerbitkan peraturan mengenai penentuan dan penggantian calon terpilih dengan zipper system, menjadi angin segar bagi caleg perempuan.
Namun, aturan ini tidak akan serta merta memberikan jalan mulus. Inilah arena pertama yang harus dilalui. Dikatakan Dani, masih adanya kontroversi mengenai bisa tidaknya KPU mengeluarkan peraturan yang tak berpayung perpu, memberikan ruang gugatan.
"Apakah peraturan KPU bisa dituntut karena tidak memakai perpu? Jadi, battle-nya masih ada di aturan formal. Kedua, di dapil (daerah pemilihan) masing-masing. Kita harus mendorong caleg perempuan agar bisa menang di dapilnya. Kondisi di daerah pilihan tidak bisa dikontrol karena pengaruh uang yang sangat kuat. Sementara, caleg perempuan, terbatas dari sisi finansial," ujar Dani, di Jakarta, Jumat (23/1).
Pertarungan ketiga, meloloskan diri dari aroma persaingan yang tidak sehat antarcaleg. Menurutnya, caleg perempuan terancam secara psikis dan psikologis karena kemungkinan adanya tekanan terhadap mereka.
"Persaingan perebutan kursi sangat ketat," katanya.
Oleh karena itu, harapan besar tertumpu pada partai politik yang diharapkan bisa mengendalikan calon-calon anggota legislatifnya untuk bertarung secara sehat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.