Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDIP: Premium Seharusnya Rp 3.800 per Liter

Kompas.com - 10/01/2009, 20:15 WIB

JAKARTA, SABTU- Rencana pemerintah yang akan menurunkan kembali harga premium dan solar, ditanggapi oleh kubu PDI Perjuangan. Ketua FPDI Perjuangan  DPR Tjahjo Kumolo mengingatkan kepada Presiden Susuilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk tidak menggunakan krisis minyak sebagai tameng untuk membangun citra sekaligus memperoleh empati dari masyarakat.

Tjahjo kemudian mengingatkan, naik dan turunnya harga BBM sangat dipengaruhi kondisi di pasar internasional. Jadi, apa yang dilakukan oleh Presiden SBY sebenarnya hanya mengikuti pergerakan yang terjadi di pasar internasional.

"Sangat naif kalau Presiden SBY menggunakan krisis minyak sebagai tameng untuk membangun citranya. Kalau Presiden SBY serius dan mau mengatasi kesulitan rakyat, harga BBM jenis premium harus dipatok pada harga Rp 3.800 per liter. Harga itu merupakan angka yang realistis karena Pertamina sudah mendapatkan keuntungan sekitar 3,2 dollar AS per barrel," ujar Tjahjo Kumolo, menanggapi rencana Presiden SBY yang akan mengumumkan penurunan harga BBM pertengahan bulan ini

Harga BBM jenis premium, lanjut Tjahjo,  sebetulnya bisa ditekan di bawah angka Rp 3.800 per liter.  "Kalau diolah di dalam negeri, fraksi kami yakin  bisa di bawah Rp 3.800 per liter," imbuh Tjahjo.

Cara pemerintah yang menurunkan harga BBM secara bertahap ini, lanjut Tjahjo  sama sekali  tidak berdampak positif. Menurutnya, turunnya harga BBM ternyata tidak memengaruhi turunnya harga kebutuhan pokok masyarakat. Sementara  para pengusaha SPBU menjadi bingung untuk menambah stok, terkait dengan rencana pemerintah menurunkan kembali harga BBM.

"Harga BBM turun sementara  SPBU jelas-jelas keberatan menambah stok. Akibatnya bisa terjadi kelangkaan dan pembeli kesulitan mendapatkan BBM. Jadi, citra apa yang mau diperoleh Presiden SBY dengan cara menurunkan harga BBM ini," Tjahjo Kumolo mempertanyakan. (Persda Network/yat)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com