Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Swasembada Beras, Lalu Apa Lagi?

Kompas.com - 16/12/2008, 09:54 WIB

Begitu pula luas tanam padi hibrida ditingkatkan. Bantuan benih hibrida tahun ini sebanyak 1.285 ton dengan sasaran luas tanam 86.000 ton.

Bagaimana dengan pupuk? Suplai pupuk tahun 2007/2008 nyaris tanpa perubahan. Kelangkaan pupuk urea terjadi di mana-mana sehingga banyak petani yang kesulitan mendapatkan pupuk. Akibatnya, banyak pula tanaman padi milik petani yang terlambat dipupuk sehingga pertumbuhan tidak optimal. Dari 5,8 juta ton kebutuhan pupuk urea, pemerintah hanya mampu mengalokasikan 4,3 juta ton pada musim tanam tahun 2008.

Faktor penentu peningkatan produktivitas lain adalah stabilitas suplai air. Musim tanam padi Oktober 2007-September 2008 yang menjadi basis penghitungan produksi padi 2008 nyaris tanpa ada gangguan suplai air yang berarti. Hujan dan bencana banjir memang sempat mengganggu kualitas produksi padi dan merendam tanaman padi yang baru mulai tanam ataupun yang hampir panen.

Namun, bencana banjir 2007/2008 lebih banyak terjadi pada tanaman padi muda sehingga replanting bisa segera dilakukan dan luas lahan puso dapat diminimalkan. Data Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Deptan menunjukkan, bencana banjir dan kekeringan musim tanam Oktober 2007-Maret 2008 hanya merendam tanaman padi seluas 335.056 hektar. Bandingkan dengan musim tanam 2006/2007 yang mencapai 485.868 ha.

Sementara musim kemarau yang berlangsung April-September 2008 merupakan jenis kemarau basah. Meskipun periode musim kemarau, hujan masih turun sehingga menolong budidaya padi. Pada musim tanam di musim hujan 2007/2008, ada serangan tikus, hama penggerak batang, tungro, kresek, dan blas yang terjadi pada 208.931 ha atau di atas serangan hama yang terjadi pada musim tanam di musim hujan 2006/2007 yang hanya 143.312 ha.

Kualitas panen

Lantas, bagaimana dengan program pascapanen? Musim panen 2008, Departemen Pertanian memperbaiki kualitas panen dengan memperkecil potensi kehilangan hasil.

Deptan mengalokasikan dana Rp 80 miliar untuk meningkatkan kualitas gabah petani dalam program gerakan pengamanan pascapanen. Dana itu untuk pembelian peralatan pertanian pascapanen, pendampingan, dan pengawalan. Alat-alat itu berupa sabit bergerigi (103.000 buah), alat perontok padi manual (1.000), alat perontok padi mekanik (400), dan 40.000 terpal ukuran 8 meter x 8 meter.

Bagaimana dengan jaminan pasar? Selain faktor harga dan peningkatan kualitas sistem budidaya padi oleh Deptan, jaminan pasar oleh Perum Bulog juga semakin memantapkan petani untuk menanam padi.

Terbukti dengan peningkatan pembelian beras Bulog tahun 2007 yang mencapai 1,76 juta ton dan tahun 2008 sebanyak 3,1 juta ton. Ini membuat petani semakin bersemangat untuk menanam padi. Akankah harga komoditas pertanian dunia, terutama beras, tetap tinggi pada masa mendatang? Akankah Bulog tetap memberikan jaminan pasar bagi petani di tengah krisis global ini?

Melihat besarnya pengaruh harga dalam meningkatkan produksi, faktor daya tarik harga pada 2009 dan tahun-tahun mendatang harus tetap dipertahankan bila Indonesia ingin tetap mempertahankan swasembada beras. Begitu pula dengan jaminan pasar oleh Bulog untuk mendorong stabilisasi harga beras di tingkat petani, pada level yang stabil tinggi.

Meski begitu, usaha Deptan melalui bantuan benih unggul, perbaikan irigasi, perbaikan pascapanen, dan perbaikan distribusi pupuk harus dipertahankan dan tetap ditingkatkan. Satu lagi pekerjaan rumah yang belum diselesaikan pemerintah, pengendalian laju konversi lahan. Tanpa menghentikan itu, swasembada beras hanya akan berlangsung sesaat karena setelah itu Indonesia akan menjadi importir beras terbesar dan akan semakin besar.

Setelah sukses mencapai swasembada beras, pertanyaan selanjutnya, apa lagi? Masih banyak pekerjaan rumah pemerintah, yakni swasembada gula, daging sapi, dan kedelai, yang saat ini jauh dari harapan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com