sebuah wajah yang diliput kecintaan
kau tahu, pu
aku baru saja memerdekakan sebuah luka
dan kau hadir tanpa kuduga
mencerahkan cakrawala yang hendak kubentangkan
sebuah perayaan tercipta sore itu
kau yang berkawan angin
dan aku yang diliput bahagia
pu, aku mencintai sebentuk rupa
yang kau guratkan di wajahku
SudutBumi, November 2007
Pertarungan
selamat datang wahai lelaki
penuhi empat penjuru angin dengan langkah gempita
ikat kuat cemeti itu di pinggangmu
agar tarian ini membentuk formasi akurat
dan bidang dadamu yang telanjang
telah siap untuk mewarnai angkasa dengan
semburat merah darah
siapkan kudakuda agar liuk tubuhmu kuat
menghasilkan aroma memikat
ciptakan kekuatan yang akan guncangkan cakrawala
di sore laknat
lihat kanan dan kiri
setiap saat matamata itu siap memangsa
detik waktu siap mencengkram tubuh
pikirkan sebuah strategi
agar kau memenangkan sayembara ini
wajahwajah kaku saling memercik amarah
adakah dendam yang dihamilkan waktu
atau genta yang telah bertabuh dan saling membisikkan
kebinasaan
ambil cambuk itu
lecutkan waktu
dan pecahkan segera dendam
biar habis segala prasangka