Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sisa Gelombang Besar Itu Nyaris Tiada...

Kompas.com - 23/11/2008, 14:58 WIB

Tak sampai 50 meter dari B&B lama ke arah bibir pantai, terdapat pasar tradisional tempat penjualan beraneka kerajinan khas Phuket. Tepat di depan pasar, turis-turis bersantai di hamparan pasir menghadap langsung ke Laut Andaman.

Sekilas kami dapat membayangkan detik-detik tsunami tiga tahun lalu. Gelombang pasang air laut dengan kecepatan 900 kilometer per jam menerjang ke arah kerumunan wisatawan yang tengah bersuka ria, menghancurkan bangunan yang berimpitan di sepanjang Patong, bahkan hingga jarak 5 kilometer dari bibir pantai. Saat menyempatkan berenang di pantai, kami juga langsung membayangkan bagaimana tiba-tiba tubuh kami diempas gelombang besar lalu terseret ke lautan lepas.

Dua tanda

Ada dua tanda sisa tsunami yang dapat kami temukan. Pertama, papan petunjuk menyerupai rambu lalu lintas di ruas jalan utama Patong. Papan itu bertuliskan zona tsunami, memberi petunjuk ke mana orang harus menyelamatkan diri jika terjadi tanda-tanda tsunami.

Sejak tsunami 2004, Pemerintah Thailand, khususnya di Phuket, cukup aktif melakukan sosialisasi penyelamatan diri. Salah satunya dalam bentuk pembangunan 50 menara peringatan dini tsunami. Beberapa di antaranya berdiri di sepanjang Patong, setinggi 20 meter yang mirip menara air menghadap ke laut.

Jika terjadi tanda tsunami, peringatan bahaya akan disiarkan dalam berbagai bahasa, antara lain Thailand, Jepang, Perancis, Jerman, Inggris, dan China.

Kenang-kenangan tsunami lainnya adalah tonggak papan yang terpancang di bibir pantai Pha Lai. Papan ini sangat sederhana, tipis dan kecil, dengan tulisan ”Tsunami Hazard Zone, 2 m (26 Dec 04)”. Mungkin sekadar pengingat di pantai yang menjadi pusat nelayan ini pernah terjadi gelombang besar setinggi 2 meter.

Hanya cerita Aeowpreeda yang lagi-lagi mengingatkan kami pulau ini telah menjadi kuburan massal 5.000 nyawa. Seminggu setelah tsunami, kata Aeowpreeda, suasana pantai sangat sepi. Di sepanjang pantai terlihat bekas kerusakan akibat terjangan air laut. Evakuasi mayat dilakukan di sepanjang Patong.

Hingga sebulan setelah tsunami, Phuket masih berduka. Phuket masih dipenuhi potongan kertas, selebaran, fotokopi bergambar wajah seseorang dengan tulisan berisi hilangnya korban Tsunami.

Aeowpreeda sendiri baru mulai membangun gedung baru B&B pada bulan ketiga. Butuh waktu hampir setahun untuk B&B baru menarik perhatian wisatawan. Bukan karena gedung baru kurang menarik dari yang sebelumnya, tetapi karena sisa trauma wisatawan berkunjung ke Phuket.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com