Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mencari Identitas Sunda Lewat Iket

Kompas.com - 20/11/2008, 22:02 WIB

Menurut dosen antroplogi Universitas Padjadjaran, Ira Indrawardhana, bagi masyarakat Sunda, iket bisa menjadi identitas. Dalam iket terkandung pesan antara lain menghormati orang tua dan selalu menempatkan kepentingan orang lain di atas keinginan sendiri.

Namun, meski sudah menjadi mode, iket kerap dilupakan masyarakat Sunda. Penggunaannya kerap dikatakan kuno, ketinggalan zaman. Menurut Ira, itu merupakan pandangan keliru. Alasannya, masalah cocok atau tidak hanya berputar pada sering atau tidaknya suatu hal digunakan banyak orang. Ia mencontohkan peci yang dipopulerkan Soekarno atau kafiyeh yang dipopulerkan Yasser Arafat. Semakin banyak orang menggunakannya, masyarakat akan semakin mengenal dan menggunakannya.

Ira tidak mempermasalahkan iket digunakan sekadar mengikuti mode. Alasannya, selama iket digunakan dan dilihat banyak orang, itu tentunya menjadi promosi kuat bagi budaya Sunda.

"Saya pribadi memilih menggunakan iket cetak dengan gaya yang paling banyak digunakan, yaitu barangbang semplak. Penggunanya tidak perlu mengikat sendiri, tetapi disiapkan bentuk jadi sehingga tidak rumit," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com