Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Zaenal Beta, Melukis dengan Tanah Liat

Kompas.com - 07/11/2008, 22:26 WIB

Dalam ”pelariannya” itulah ia tanpa sengaja menemukan ide melukis dengan tanah liat. Awalnya, ia diminta ikut berpameran dan menyanggupinya. Namun, karena sibuk mengajar anak-anak melukis, Zaenal lupa pada janjinya.

Begitu panitia meminta hasil karyanya untuk dipamerkan, ia kaget. Maka, di tengah waktu yang terbatas dan hujan deras, ia tetap membawa kertas-kertas gambar ke sanggar. Malam itu ia bertekad membuat dan menyelesaikan lukisan.

”Sialnya, saat hampir tiba di sanggar, kertas yang saya pegang jatuh. Saya bingung, tak tahu lagi di mana bisa mendapatkan kertas pada tengah malam. Saya berpikir sambil mengusap-usap permukaan kertas yang berlepotan tanah, mencoba membersihkannya. Lalu saya lihat, hasil usapan saya seperti membentuk gambar,” katanya.

Penasaran, dia mencoba menggambar di atas kertas bertanah itu. Saat itu juga muncul ide untuk mengikutkan lukisan tanah pertamanya di pameran. Beragam komentar muncul atas lukisan itu. Ada yang terkejut, mengkritik, memandang sinis, bahkan menyebutnya gila.

Namun, justru sejak itulah Zaenal mantap bereksplorasi dengan lukisan tanah liat. Dia mencoba berbagai tanah di mana pun ia pergi. Dari proses pencarian ini, ia menemukan bahwa tiap tempat mempunyai jenis tanah yang khas, baik kekentalan, warna, maupun kehalusannya.

Melukis dengan bantuan potongan bambu kecil juga ditemukan Zaenal secara tak sengaja. Suatu saat, sepotong bambu kecil jatuh menimpa lukisannya yang masih basah. Saat ia hendak mencabut bambu itu, tampak goresan yang lalu menginspirasinya untuk menjadikan bambu sebagai alat bantu dalam menggores lukisan tanah liat.

Ciri khas lain lukisan Zaenal adalah cap jempol. Katanya, ide memberi cap jempol pada setiap lukisannya pun tak sengaja. ”Suatu hari saya ingin memindahkan lukisan yang masih basah. Tak sengaja jempol ini menyentuh ujung bawah kanvas. Saya khawatir mengganggu lukisan, jadilah cap jempol itu menjadi bagian lukisan,” katanya.

Masih ada obsesi Zaenal yang belum tercapai. Ia ingin melukis dengan menggunakan tanah liat dari semua provinsi di Indonesia. ”Bentuk lukisan sudah terbayang, medianya sudah ada, tinggal tanahnya saja. Minimal satu kilogram tanah dari setiap provinsi. Saya ingin lukisan itu nantinya bisa mengisi Museum Nasional,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com