JAKARTA, SENIN - Juru Bicara Kepresidenan Andi Mallarangeng menanggapi serius langkah ketua Komite Bangkit Indonesia (KBI) Rizal Ramli yang bersafari demokrasi mendulang dukungan ke sejumlah tokoh pro demokrasi di Tanah Air. Dengan nada ketus, Andi pun berkomentar mengenai langkah Rizal Ramli ini.
"Memang paling enak mengaku dizalimi. Mudah-mudahan dengan merasa dizalimi lalu kemudian mendapat simpati," kata Juru Bicara Kepresidenan Andi Mallarangeng usai mengikuti acara selapanan cucu pertama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Almira Tungga Dewi Yudhoyono di Istana Negara, Jakarta, Ahad (21/9).
Menurut Andi, pola-pola seperti itu merupakan kisah-kisah lama yang sudah diketahui persis masyarakat. Bahkan, masyarakat bisa mengetahui sejauhmana kebenaran kisah yang dibuat Rizal Ramli tersebut. "Rakyat sudah tahu, apalagi kalau itu kisah-kisah lama. Biar rakyat atau masyarakat melihat sendiri," paparnya.
Sebelumnya, setelah menemui Taufik Kiemas, Jumat (19/9) kemarin, Ketua Komite Bangkit Indonesia (KBI) Rizal Ramli berencana akan menemui mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pada Senin (22/9) mendatang. Pertemuan itu merupakan rangkaian dari safari demokrasi yang dilakukan mantan Menko Perekonomian itu.
Juru bicara KBI, Adhie M Massardi kepada wartawan menjelaskan, safari demokrasi Rizal Ramli untuk menjelaskan tentang ancaman yang kini berlangsung di negara Indonesia terkait aksi unjuk rasa anti kenaikan harga BBM yang saat ini tengah diusut pihak kepolisian.
Atas masalah ini, Andi Mallarangeng menegaskan, selama pemerintahan SBY-JK berlangsung, demokrasi berlangsung dengan bebas. Namun kebebasan tersebut bukan berarti mencederai demokrasi, dengan bertindak anarkhi.
"Sekarang zaman demokrasi, dan tidak ada bungkam-membungkam. Setiap hari orang demo di Istana tiga kali sehari boleh. Tapi yang penting dalam menjalankan kebebasan berpendapat dilakukan secara damai tanpa kekerasan, dan tidak menimbulkan anarkis," urainya.
Ketika disinggung tanggapan Presiden Yudhoyono atas pawai demokrasi Rizal Ramli ini, Andi dengan senyum lepas menjawab sekenanya. "Saya tidak tahu apa iya presiden menanggapi yang seperti itu. Cukup Juru Bicara saja," tandasnya seraya mengemukakan, Kepala Negara tidak akan terlibat pada masalah hukum yang saat ini mengarah ke Rizal Ramli.
"Yang jelas, kalau berhubungan dengan masalah hukum, presiden selalu menyerahkan ke proses hukum itu sendiri. Sehingga apapun yang menjadi keputusan hukum biarlah menjadi keputusan hukum. Tidak perlu kita mengintervensi proses hukum. Biarlah fakta-fakta hukum yang bicara," sergahnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.