Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Huh... Hah... Pedas Waroeng Spesial Sambal

Kompas.com - 14/09/2008, 09:36 WIB

Dari hobi

Bagaimana sampai kemudian Yoyok mendirikan warung sambal di Yogyakarta, memecah kemapanan lidah masyarakat akan rasa yang serba manis? Kata Yoyok, usaha ini bermula dari kegemarannya menyantap sambal.

Yoyok yang jebolan mahasiswa Teknik Kimia UGM itu jenuh dengan kuliah 10 tahun yang tak kunjung kelar. Hal itu mengantarnya pada kesadaran bahwa kuliah tidak lagi sesuai dengan kata hati. Yoyok pun memutuskan tidak melanjutkan kuliah, padahal skripsi telah rampung dia kerjakan.

Yoyok lantas bekerja di sebuah perusahaan penyelenggara kegiatan yang ternyata tidak pula memberinya kenyamanan. Pada satu saat, tiba-tiba ia ingat kegemarannya makan sambal dan terinspirasi mencari peluang bisnis.

Warung sambal pertama Yoyok ada di Jalan Kaliurang, sisi barat Gedung Graha Sabha Pramana UGM, berdiri tahun 2002. Ia kerjakan semua sendiri, mulai mendirikan tenda, menyambal, mencuci piring, hingga menyajikan pesanan.

Tak dinyana, ternyata masyarakat, khususnya mahasiswa, merespons baik. Setahun kemudian, Yoyok membuka satu warung lagi. Warung SS pun terus beranak pinak, hingga kini ada 33 cabang di seluruh Indonesia, sebagian berkonsep waralaba.

Dari jumlah itu, 13 warung berada di Yogyakarta, selebihnya tersebar di Klaten, Solo, Bandung, Jakarta, Karanganyar, Malang, Magelang, Cirebon, hingga Pekanbaru.

Jenis sambal pun bertambah, dari mulanya 11 sambal menjadi 24 sambal. Jumlah itu dipertahankan sampai sekarang. Lantas, berapa banyak cabai diulek tiap hari? Yoyok memberi gambaran, setidaknya untuk 13 warung di Yogyakarta dibutuhkan paling sedikit 40 kilogram cabai rawit dan cabai keriting, serta 10 kilogram cabai hijau per hari.

Karyawan Yoyok kini 250 orang. Mereka mengelola warung di Jawa dan Sumatera. Bagi Yoyok, karyawan adalah aset.

”Urusan membuat sambal dengan rasa ajek sejatinya adalah tantangan. Tak semua orang bisa melakukan. Butuh waktu lama melatih satu orang sehingga piawai menyambal. Maksudnya sampai punya insting menyambal, hanya melihat warna sambal sudah tahu rasanya," ujar Yoyok.

Penasaran dengan rasa pedas Waroeng SS? Sambangi saja warungnya. Tandanya jelas, di dinding warung tergambar maskot SS berupa orang-orangan berbentuk cabai merah besar mengenakan kaca mata. Namanya Mr Huh Hah.

Sambal di Waroeng SS memang pedas habis. Huh hah...!!!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com