JAKARTA, KAMIS - Untuk kali keenam, pada tahun ini Freedom Institute kembali memberikan penghargaan Achmad Bakrie 2008. Mereka yang menerima penghargaan pada tahun ini adalah Sutardji Calzoum Bachri (untuk kesusasteraan), Taufik Abdullah (untuk pemikiran sosial), Mulyanto (untuk kedokteran), Laksana Tri Handoko (untuk Sains), dan Pusat Penelitian Kelapa Sawit (untuk teknologi).
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Ibu Negara Ani Yudhoyono dan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu turut menghadiri penyerahan penghargaan Achmad Bakrie 2008 yang berlangsung di Hotel Nikko, Jakarta, Kamis (14/8) malam. Penghargaan langsung diserahkan oleh putra sulung Achmad Bakrie, yang juga Menko Kesejahteraan Rakyat Aburizal Bakrie, didampingi Direktur Freedom Institute Rizal Mallarangeng.
Dalam sambutannya, Aburizal mengatakan, penghargaan ini diberikan untuk menginspirasi generasi muda bahwa pengabdian pada dunia ilmu, teknologi, kesusasteraan, kedokteran dan pemikiran sosial. Bidang-bidang ini merupakan kunci kemajuan.
"Bangsa yang besar adalah bangsa yang terus mendorong agar pengabdian dan dedikasi di bidang-bidang yang penting terus berkembang dan berlanjut, dari satu generasi ke generasi lainnya. Penghargaan Achmad Bakrie ini telah diberikan kepada tokoh-tokoh Indonesia yang memang telah menghasilkan karya dan mengabdikan hidup dan kehidupan mereka dalam pengembangan bidang-bidang penting tersebut," demikian Aburizal Bakrie.
Dalam enam tahun penyelenggaraannya, penghargaan Achmad Bakrie telah diberikan kepada 20 tokoh pemikir, penyair, budayawan, dokter, teknolog, rohaniawan, fisikawan, dan astronomer. "Lewat penghargaan Achmad Bakrie, saya berharap bahwa dorongan-dorongan untuk mencipta dan berkarya pada kaum sastrawan kita menjadi lebih besar lagi," lanjut Aburizal.
Taufik Abdullah adalah sejarawan dan ilmuwan sosial yang telah memperkaya historigrafi Indonesia. Sutardji Calzoum Bachri telah mengeksplorasi batas-batas kemungkinan dalam berbahasa Indonesia yang baik dan subtil. Dokter Mulyanto telah menemukan metode baru dalam dunia kedokteran yang penggunaannya telah menyelamatkan begitu banyak nyawa manusia. Laksana Tri Handoko telah meretas prestasi sebagai fisikawan dengan karya di tingkat dunia yang memperkaya pemahaman manusia terhadap asal-usul massa dan materi.
Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, dinilai telah menjadi salah satu penelitian yang diandalkan dan memberikan kontribusi positif bukan hanya pada pengembangan teknologi kelapa sawit, tetapi juga terhadap pengembangan potensi ekspor Indonesia yang sangat penting. Pada tahun 2007 lalu, penghargaan diberikan kepada Putu Wijaya (kesusasteraan), Franz Magnis Suseno (pemikiran sosial), Sangkot Marzuki (kedokteran) dan Jorga Ibrahim (sains) meski Franz Magnis Suseno tak bersedia menerimanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.