Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alat Pendeteksi Flu Burung Pun Dikorupsi

Kompas.com - 10/07/2008, 18:23 WIB

JAKARTA, KAMIS - Sungguh memalukan kelakuan pejabat kita. Di saat negara ini sedang dilanda virus avian influenza atau flu burung, ada juga pejabat yang tega memanfaatkan kesempatan untuk mengeruk keuntungan pribadi.

Ulah busuk pejabat ini, mulai dibongkar Kejaksaan Agung (Kejagung). Dua tersangka telah ditetapkan dalam kasus dugaan korupsi proyek pengadaan rapid diagnoza kit atau alat untuk mendeteksi flu burung sebanyak 191.00 unit dengan nilai Rp 14,8 miliar.

Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung BD Nainggolan menjelaskan, dua tersangka dalam kasus ini adalah Ketua Pengadaan Rapid Test Avian Influenza dengan inisial IS dan pejabat pembuat komitmen yang berinisial MS. Dua tersangka tersebut bergelar dokter hewan yang bertugas di Departemen Pertanian. IS adalah Irwan Sofyan dan MS adalah Musni Suratmadja.

"Hari Rabu dan Kamis ini, tim penyidik yang dipimpin Nur Rachmat telah memeriksa tiga saksi untuk dua tersangka," tegas Nainggolan di Gedung Kejagung, Jakarta, Kamis (10/7).

Ketiga saksi yang telah diperiksa adalah sekretaris pengadaan rapid tes avian influenza yakni Drh Sumadi dan saksi dari perusahaan pemenang tender, yakni Direktur PT Elo Karsa Utama Suwandi Suryo Rahardjo dan Sarimudin Sulaeman dari PT Bio Farma.

"Yang bersangkutan diperiksa sebagai saksi terkait proses perubahan syarat teknis yang diduga menyebabkan PT Bio Farma memenangkan tender," lanjut Nainggolan.

Kasus korupsi alat pengetes flu burung terjadi di Ditjen Direktorat Jenderal Peternakan pada Departemen Pertanian tahun 2006. Untuk proyek tersebut, diadakan sebanyak 191.000 unit dengan nilai proyek sebesar Rp 17,1 miliar.

Diduga, dalam penentuan pemenang tender terjadi pengkondisian yakni merubah syarat teknis. Sehingga, PT Bio Farma dapat memenangkan tender dengan nilai penawaran senilai Rp 14,898 miliar. Setelah barang didistribusikan ke daerah, ternyata alat pengetes flu burung tersebut tidak dapat digunakan sama sekali karena tidak memenuhi mutu yang dipersyaratkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Nasional
Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Nasional
KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

Nasional
KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

Nasional
Abaikan PDI-P, MPR: Tak Ada Alasan untuk Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Abaikan PDI-P, MPR: Tak Ada Alasan untuk Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Nasional
Pemerintah Tegaskan Tak Ragu Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

Pemerintah Tegaskan Tak Ragu Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
Tangani ODGJ di Sumba Timur, Mensos Risma Minta Pemda dan Puskesmas Lakukan Ini

Tangani ODGJ di Sumba Timur, Mensos Risma Minta Pemda dan Puskesmas Lakukan Ini

Nasional
Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club', Jokowi Usul Pertemuannya Dua Hari Sekali

Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club", Jokowi Usul Pertemuannya Dua Hari Sekali

Nasional
Kelakar Hakim MK saat PKB Ributkan Selisih 1 Suara: Tambah Saja Kursinya...

Kelakar Hakim MK saat PKB Ributkan Selisih 1 Suara: Tambah Saja Kursinya...

Nasional
Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club', Jokowi: Bagus, Bagus...

Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club", Jokowi: Bagus, Bagus...

Nasional
PPP Klaim Terjadi Perpindahan 5.958 Suara ke Partai Garuda di Dapil Sulawesi Tengah

PPP Klaim Terjadi Perpindahan 5.958 Suara ke Partai Garuda di Dapil Sulawesi Tengah

Nasional
Pernyataan Jokowi Bantah Bakal Cawe-cawe di Pilkada Diragukan

Pernyataan Jokowi Bantah Bakal Cawe-cawe di Pilkada Diragukan

Nasional
Komnas KIPI Sebut Tak Ada Kasus Pembekuan Darah akibat Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Komnas KIPI Sebut Tak Ada Kasus Pembekuan Darah akibat Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Nasional
Menpan-RB: Seleksi CPNS Sekolah Kedinasan Dimulai Mei, CASN Juni

Menpan-RB: Seleksi CPNS Sekolah Kedinasan Dimulai Mei, CASN Juni

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com