Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Belum Serahkan Draf RUU Pengadilan Korupsi

Kompas.com - 02/07/2008, 13:52 WIB

JAKARTA, RABU - Sejumlah institusi yang tergabung dalam Masyarakat Peduli Pengadilan Korupsi, Rabu (2/7), berunjuk rasa di depan Istana Presiden untuk mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono segera menyerahkan draf RUU Pengadilan Korupsi kepada DPR. 

Mereka adalah Kemitraan bagi Pembaruan Tata Pemerintahan di Indonesia, Konsorsium Reformasi Hukum Nasional (KRHN), Lembaga Bantuan Hukum Jakarta (LBH Jakarta), dan Transparansi Internasional Indonesia (TI Indonesia).  

Dalam aksinya, para pengunjuk rasa membawa spanduk-spanduk yang bertuliskan, "Jangan Pilih Politisi Anti-Pemberantasan Korupsi", "Perempuan Butuh Pengadilan Korupsi", "Pengadilan Korupsi Bubar, Koruptor Pesta Pora". Pendemo juga meneriakkan yel-yel, "RUU Pengadilan Korupsi! Bahas! Sahkan dan Undangkan!"  

 Firmansyah Arifin, koordinator aksi dan Ketua Badan Pengurus KRHN, di dalam orasinya mengatakan bahwa kepercayaan publik terhadap pengadilan umum rendah.  "Pengadilan kita buruk dan banyak tipu muslihat. Praktik mafia pengadilan masih marak. Maka, kami menuntut Presiden SBY menggunakan kewenangan konstitusionalnya untuk mengesahkan RUU bersama DPR," katanya.  

Keresahan juga datang dari LBH Jakarta. Di dalam orasinya, Asfinawati mengatakan bahwa pengadilan umum masih bersikap diskriminatif.  Pengadilan kita kerap bermain mata dengan para koruptor. Pengadilan bukan hanya tidak memenjarakan mereka, namun mereka justru menangkap para pelapor.  

Dampak jika RUU Pengadilan Korupsi tidak disahkan, yaitu Pengadilan Korupsi akan bubar, pengungkapan kasus-kasus korupsi oleh KPK akan menjadi sia-sia karena pengadilan umum masih rawan mafia pengadilan, agenda pemberantasan korupsi menjadi terhambat, dan Indonesia kian terpuruk dalam kubangan persoalan korupsi.  

Masyarakat Peduli Pengadilan Korupsi memberikan tenggat waktu kepada SBY sampai 15 Juli, 2008. "Jika sampai batas waktu itu Presiden belum juga menyerahkan draf RUU Pengadilan Korupsi, kami akan mengerahkan massa lebih banyak lagi," tutur Purnomo, humas Masyarakat Peduli Pengadilan Korupsi.  (C9-08)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

Nasional
PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

Nasional
Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Nasional
Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Nasional
Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Nasional
Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

Nasional
Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

Nasional
Airin Ingin Bentuk Koalisi Besar untuk Mengusungnya di Pilkada Banten

Airin Ingin Bentuk Koalisi Besar untuk Mengusungnya di Pilkada Banten

Nasional
Sebut Warga Ingin Anies Balik ke Jakarta, Nasdem: Kinerjanya Terasa

Sebut Warga Ingin Anies Balik ke Jakarta, Nasdem: Kinerjanya Terasa

Nasional
Caleg PSI Gugat Teman Satu Partai ke MK, Saldi Isra: Berdamai Saja Lah

Caleg PSI Gugat Teman Satu Partai ke MK, Saldi Isra: Berdamai Saja Lah

Nasional
Irigasi Rentang Targetkan Peningkatan Indeks Pertanaman hingga 280 Persen

Irigasi Rentang Targetkan Peningkatan Indeks Pertanaman hingga 280 Persen

Nasional
Kuasa Hukum Caleg Jawab 'Siap' Terus, Hakim MK: Kayak Latihan Tentara, Santai Saja...

Kuasa Hukum Caleg Jawab "Siap" Terus, Hakim MK: Kayak Latihan Tentara, Santai Saja...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com