Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fadli Zon: Muchdi PR Dikorbankan Pemerintah

Kompas.com - 19/06/2008, 20:56 WIB

JAKARTA, KAMIS - Teman dekat mantan Deputi V Badan Intelijen Negara (BIN) Muchdi PR, Fadli Zon, dalam perbincangan khusus dengan Persda Network, Kamis (19/6), mengatakan rencana penetapan Muchdi sebagai tersangka dalam kasus Munir tak lain sebagai grand design pengalihan isu kenaikan harga BBM. Fadli juga menuding, ini bagian dari skenario pencitraan Presiden SBY jelang pertarungan Pilpres 2009.

"Yang saya lihat, isu ini memang sengaja diembus oleh pemerintahan SBY. Untuk mengalihkan isu BBM, menaikkan popularitas dia (SBY), popularitas polisi dan sangat kental pula adanya tekanan dari LSM-LSM yang sebetulnya perpanjangan tangan dari imperialis barat. Lihat saja, hari ini dikeluarkan isu seperti ini, besok akan ada isu heboh yang lain," kata Fadli Zon.

Sekedar diketahui, Muchdi PR, kini tercatat sebagai Wakil Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). Muchdi sebagai Wakil Ketua Umum I dan Fadli Zon adalah Wakil Ketua Umum Gerindra II. Fadli Zon kemudian mengungkapkan ketidakyakinannya, kasus ini akan diikuti dengan bukti yang otentik.

"Dalam kasus Munir ini kan lebih banyak terungkap skenario dan dugaan saja dari pada bukti. Keganjilan lain, selama pengungkapannya, selama 4 tahun ini selalu naik turun yang mengesankan sebagai kasus barang dagangan saja. Barang dagangan bagi LSM untuk mendapatkan dana dari luar negeri dan bagi pemerintah untuk menaikan pemerintah agar dianggap menegakkan ham. Yang saya lihat Muchdi PR dikorbankan Presiden SBY," cetus Fadli Zon.

"Kalau kita lihat, kenapa dalam kasus Munir ini haru ada Keppres. Sementara kasus kejahatan HAM yang lain hanya SKB saja. Ini kan aneh. Saya mendengar ini kasus Munir ini memang untuk target untuk diangkat disaat popularitas pemerintah sekarang ini melemah," tegasnya lagi.

Fadli meyakini, nuansa politis pengungkapan kasus Munir sangat kental sekali. Unsur-unsur penegakan hukumnya, sangatlah kecil. "Muchdi PR dikorbankan dalam kasus ini. Sebagai kawan, saya melihat Muchdi PR sebagai seorang patriot yang selama puluhan tahun mengabdi bagi bangsa dan negara. Beliau adalah orang yang sangat disegani di kalangan tentara dan sempat menjabat Pangdam, Danjen Kopassus dan dikenal berani melawan musuh-musuh negara," tegas Fadli Zon.

"Ironis sekali. Orang yang berjasa kepada negara, diposisikan seperti sekarang ini. Sementara mereka-mereka, para penghianat negara seakan mendapat tempat di republik ini," sesalnya. (Persda Network/yat)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com