Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suryanaga dan Kecewa Itu

Kompas.com - 12/05/2008, 01:21 WIB

Pelatih Kepala PB Suryanaga Aji Santoso mengatakan, sekitar 70 pemain, dari anak-anak, remaja, taruna, hingga dewasa, ditampung PB Suryanaga. Mereka berasal dari Jatim, Jateng, Kaltim, Jakarta, dan Medan. Biaya operasional yang dibutuhkan untuk mendanai PB Suryanaga tak kurang mencapai Rp 1 miliar setiap tahun.

Metode kepelatihan

Menurut Aji, yang pernah diundang menjadi pelatih di Jepang pada 2002-2006, metode kepelatihan menjadi salah satu kelemahan bulu tangkis Indonesia karena jauh tertinggal dari negara lain. Contohnya, pemanfaatan teknologi informasi bagi penyusunan dan pelaksanaan program latihan tak lebih dari 25 persen dari perkembangan terkini.

Ia membandingkannya dengan pengalaman selama di Jepang, saat data jadi dasar segala pengambilan keputusan. Data selalu tersedia, bahkan segera dianalisis setelah kejuaraan berakhir.

Aji memimpin tak kurang dari 18 pelatih. Dari polesan merekalah hadir sejumlah pemain andal. Namun, tak sedikit yang mesti mengalami nasib ”mati muda” karena salah asuh di pelatnas.

Adnan Fauzi, jawara kelompok yunior tingkat Asia-Eropa 2005, adalah contohnya. Selama di pelatnas, Fauzi tidak banyak mendapatkan tambahan teknik dan ilmu. Hari-harinya justru lebih banyak dihabiskan untuk ”melayani” sejumlah pebulu tangkis lapis utama dalam berlatih.

Peristiwa lain paling mutakhir adalah saat Alvent Yulianto harus meratapi nasib akibat tak terpilih dalam tim Piala Thomas.

Atas kegagalan pemain dari klub di pelatnas, Aji berkomentar, sesungguhnya klub-klub daerah yang menelurkan atlet berprestasi. Pelatnas kemudian memolesnya. ”Jadi, kurang lebihnya janganlah kami dijelek-jelekkan,” ujar Aji.

PB Suryanaga, yang jadi bagian dari POR Suryanaga Surabaya, tahun ini genap satu abad. Namun, mereka masih merayakannya dengan hati luka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com