Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akhirnya Warga Kuba Boleh Punya Ponsel

Kompas.com - 29/03/2008, 15:48 WIB

DI Indonesia tukang ojek sepeda saja punya ponsel. Tetapi jangan coba samakan dengan Kuba. Di negara itu orang kaya pun belum tentu bisa menikmati teknologi itu.

Tetapi begitu Raul Castro berkuasa menggantikan sang kakak Fidel yang penyakitan, perubahan datang. Jumat (28/3) atau Sabtu (29/3) waktu Indonesia, Raul mengeluarkan dekrit baru, orang biasa boleh punya ponsel.

Ada harapan bagi orang-orang Kuba kebanyakan untuk bersentuhan dengan teknologi yang lebih tinggi. Perubahan yang lebih luas pun tampaknya bukan sekadar impian meski tidak bisa digapai lebih cepat.

Banyak orang berharap punya ponsel. Mereka juga berharap barang baru yang bisa dimiliki di awal era pasca-Fidel Castro itu akan mengubah hidup mereka. Selama ini birokrasi komunis Kuba sangat membatasi segala kepemilikan atas sesuatu yang berkaitan dengan akses internet.

Hanya orang-orang tertentu yang diizinkan menggunakan ponsel. Di antaranya adalah ekspatriat, orang Kuba yang bekerja di perusahaan asing dan para pejabat pemerintahan. Namun di luar itu banyak ponsel beredar secara gelap yang terdaftar atas nama keluarga atau teman asing.

"Akhirnya. Kami telah menunggu terlalu lama untuk ini," kata Elizabeth, yang ditemui saat antre membayar tagihan telepon rumah. Ia tidak mau menyebut nama keluarganya karena ia sekarang sudah punya ponsel gelap yang didaftarkan atas nama teman suaminya yang bekerja pada orang asing.

Dengan program baru ini, ratusan ribu warga Kuba bisa segera menggenggam ponsel secara legal. Khususnya mereka yang punya kerabat di luar negeri yang kerap mengirim dolar AS. Tetapi tetap saja, sebagian besar warga Kuba tidak akan bisa menggunakan ponsel karena tarif pulsanya kelewat mahal, bisa 24 kali lebih mahal ketimbang yang biasa mereka keluarkan untuk berkomunikasi sekarang.

"Saya ingin punya. Tapi saya mau bayar pakai apa?" kata Juan Quiala, seorang pensiunan dengan bayaran 10 dolar AS per bulan.

Pemerintah menguasai 90 persen ekonomi. Dengan itu, pemerintah Kuba menjamin setiap warganya bisa mendapatkan perumahan, pendidikan dan pelayanan kesehatan gratis. Mereka juga mendapatkan kupon untuk mendapatkan kebutuhan dasar. Di sana, gaji rata-rata pegawai kurang dari 20 dolar AS per bulan, atau kurang dari Rp 200.000.

Tak perlu berharap bisa melihat iPhone di toko-toko Havana segera. Meski begitu, para pendatang asing tetap bisa membawa ponsel untuk akses internet, karena pemerintah Kuba punya perusahaan yang bisa menyediakan akses itu meski hanya untuk kalangan amat terbatas.

Meski bisa digunakan untuk melihat foto-foto represi di Tibet dan Myanmar, pemerintah Kuba tidak berniat melarang ponsel berkamera dan video. Faktanya, beberapa model dengan fitur itu dijual di toko-toko milik pemerintah. Sehingga warga Kuba, meski secara ilegal, tetap bisa mengirimkan foto-foto suasana di negara mereka ke luar negeri.

Namun, tetap saja, kalau sampai terjadi kerusuhan, pemerintah yang memonopoli internet akan memutus koneksi hanya dengan sekali 'klik'.

Pengumuman tentang ponsel untuk semua itu muncul di kotak kecil di halaman dua majalah milik Partai Komunis, Granma, Jumat (28/3). Di situ ditulis bahwa detail selanjutnya akan diumumkan beberapa hari mendatang. Pengumuman itu ditandatangani perusahaan telekomunikasi hasil kerja sama antara pemerintah Kuba dengan Telecom Italia.(AP)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com