Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muhaimin Pastikan Tak Akan Mundur

Kompas.com - 28/03/2008, 17:07 WIB

JAKARTA, JUMAT - Tepat pukul 16.30 WIB, Jumat (28/3), Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar menyatakan sikapnya. Ia tidak akan mundur dari jabatan Ketua Umum Dewan Tanfidz DPP PKB sampai akhir masa jabatannya habis tahun 2010 sesuai dengan mandat Muktamar II PKB Semarang.

Pernyataan tersebut disampaikannya melalui sebuah rilis. Namun, dalam rilis tersebut tidak terdapat tanda tangan Muhaimin dan tertuang dalam kertas yang tak berkop PKB. Hal ini sempat menimbulkan tanda tangan di kalangan wartawan, apakah pernyataan resmi dari Muhaimin.

Menjawab pertanyaan ini, Ketua DPP PKB Ahmad Ni'am Salim yang menyampaikannya di hadapan wartawan memastikan bahwa pernyataan yang dibacakannya merupakan pernyataan resmi Muhaimin. "Ini pernyataan resmi Pak Muhaimin. Saya hanya membacakan dan menyampaikan," kata Ahmad Ni'am Salim di Press Room DPR.

Dalam rilis itu disebutkan, penolakan mundur ini didasarkan atas pertimbangan bahwa keputusan yang memintanya mundur sangat bertentangan dengan AD/ART PKB yang hanya mengenal pemberhentian pengurus yang dipilih melalui Muktamar hanya bisa diberhentikan melalui muktamar, bukan rapat pleno.

"Artinya, secara prosedural keputusan tersebut cacat hukum. Alasan yang digunakan untuk meminta A. Muhaimin Iskandar mundur yakni menggalang dukungan MLB untuk melengserkan Gus Dur dari Ketua Umum Dewan Syuro DPP PKB dan menggantikan beliau dengan KH. Hasyim Muzadi sepenuhnya adalah fitnah yang keji," demikian Ni'am saat membacakan rilis tersebut.

Secara substantif atau material, masih dibacakan Ni'am, keputusan rapat pleno dianggap cacat hukum dan cacat moral. Muhaimin juga menyerukan kepada seluruh pengurus dan kader PKB untuk menggelar istighosah dan memperbanyak istighfar agar persoalan yang sedang terjadi di internal PKB sekarang ini segera terselesaikan dengan baik dan membawa kemaslahatan umat.

Saat ditanya mengapa Muhaimin tidak hadir sendiri untuk membacakannya, Ni'am hanya menjawab bahwa ia lah yang diutus untuk menyampaikannya. "Mengapa tidak ada tanda tangan dan tidak pada kertas berkop?," tanya wartawan."Itu hanya masalah teknis," jawab Ni'am.

"Untuk memastikan, bagaimana kalau Bapak menelepon Cak Imin dan diperdengarkan kepada kita untuk memastikan bahwa itu memang pernyataan resmi beliau," lanjut wartawan."Nanti kalau saya yang telepon, Anda tidak percaya dikira itu bukan suara dia. Jadi Anda saja yang telepon," jawab Ni'am lagi.

Saat ditanya apakah ini merupakan bentuk perlawanan Muhaimin terhadap perintah Gus Dur, Ni'am menyatakan Muhaimin tak akan melawan Gus Dur. "Kita justru ingin memenangkan Gus Dur pada Pemilu 2009. Yang kita inginkan adalah menghadapi anasir-anasir jahat yang berusaha membawa PKB ke jurang kehancuran," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com