Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KASUM Desak Penahanan Muchdi PR

Kompas.com - 17/01/2008, 14:49 WIB

JAKARTA, KAMIS - Komite Aksi Solidaritas Untuk Munir atau KASUM mendesak penyidik Kepolisian Republik Indonesia menahan Muchdi PR, mantan deputi V Badan Intelejen Negara, dan bukan hanya menjadikannya sebagai tersangka.

Sekretaris KASUM Usman Hamid mengatakan penahanan tersebut dimaksudkan guna menghindari kemungkinan terjadinya kejahatan lain yang ditimbulkan atas status baru bagi Muchdi. Hal ini juga sesuai dengan Undang Undang nomor 8 tahun 1981 KUHP pasal 106 yang mewajibkan penyidik untuk mengambil tindakan penyidikan yang diperlukan.

Selain itu, penahanan Muchdi merupakan langkah penting untuk mengungkapkan lebih jauh siapa lagi yang terlibat sebagai konspirator pembunuhan Munir.

"Hal ini tidak hanya mengungkapkan siapa dalang pelaku pembunuhan tetapi juga siapa yang secara langsung harus bertanggung jawab," ujar Usman Hamid, dalam konferensi pers KASUM di kantor Kontras, Jakarta, Kamis (17/1).
 
Sementara, ketua KASUM Asmara Nababan mengungkapkan bahwa dari hasil penyelidikan Tim Pencari Fakta 2005 sudah mendapatkan bukti bahwa Muchdi ada sangkut pautnya dengan kasus Munir, antara lain melalui pelacakan telepon dari Pollycarpus.

"Saat itu Tim Pencari Fakta menyelidiki tujuh pegawai di BIN, yaitu di Biro Umum, Persenjataan, Sekretaris Utama dan sekitarnya. Tim Pencari Fakta juga sudah menghubungi Muhdi tiga kali, tapi tidak diangkat.

"Ini menunjukkan bahwa bukan hanya tidak membantu, BIN malah seolah-olah memblok usaha pencarian fakta," kata Asmara. (BOB)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com