Secara khusus, Hasyim berterima kasih karena petugas KPPS bersedia meminjamkan telepon genggam mereka untuk kepentingan Pemilu 2024.
"Kami ucapkan terima kasih kepada anggota KPPS yang telah berpartisipasi dan bersedia meminjamkan handphonenya untuk keperluan negara," kata Hasyim dalam sidang lanjutan sengketa hasil Pilpres 2024, Rabu (3/4/2024).
Hasyim pun menyampaikan permohonan maaf karena belum dapat menyediakan telepon genggam kepada KPPS untuk membantu pekerjaan mereka.
"Negara belum mampu membelikan handphone KPPS untuk melaksanakan Sirekap," ujar dia.
Di samping itu, Hasyim juga berterima kasih kepada Institut Teknologi Bandung (ITB) yang sudah mengembang aplikasi Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap).
"Mengucapkan terima kasih telah memberikan dukungan teknologi Sirekap dalam pemilu," kata Hasyim.
Sebelumnya, Guru Besar Ilmu Komputer Universitas Bina Darma Marsudi Wahyu Kisworo menyebutkan, kualitas kamera yang dimiliki petugas KPPS merupakan salah satu penyebab aplikasi Sirekap salah baca data hasil penghitungan suara di TPS.
"Kita tahu ponsel itu beda-beda mereknya, beda-beda kualitasnya, ada ponsel yang kualitas kameranya sangat bagus, ada ponsel yang sangat kurang bagus, resolusinya juga beda-beda," kata Marsudi dalam sidang, Rabu pagi.
"(Akibatnya) bisa beda-beda kualitasnya ada yang gambarnya jelas, ada yang buram, ada yang remang, ada yang warnanya jadi putih, ada yang warnanya kekuning-kuningan, ini dari sisi kamera," ujar dia.
https://nasional.kompas.com/read/2024/04/03/13241261/di-sidang-sengketa-pemilu-ketua-kpu-sebut-negara-belum-mampu-belikan-ponsel