Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Judha Nugraha mengatakan, sebanyak enam anak buah kapal (ABK) berkewarganegaraan Indonesia meninggal dunia, sedangkan satu lainnya selamat.
"ABK yang selamat atas nama R (Ryan Yudatama Lizar) pada hari Selasa 26 Maret 2024 sudah di-discharge dari RS. R selanjutnya diinapkan di hotel sambil menunggu penyelesaian wawancara dengan Japan Coast Guard," kata Judha kepada wartawan, Kamis (28/3/2024).
Judha menuturkan, jika semua berjalan lancar, satu ABK yang selamat itu diproyeksikan pulang ke Indonesia tanggal 1 atau 2 April 2024.
Sementara itu, terkait dengan enam jenazah ABK WNI, JCG memulai pengiriman jenazah dari Fukuoka menuju Tokyo, kemarin. Setibanya jenazah itu di Tokyo, KBRI melakukan pemulasaraan jenazah dan penerbitan dokumen administrasi untuk jenazah.
"Jika semua berjalan dengan lancar, estimasi kepulangan jenazah antara tanggal 3-8 April 2024," ucap Judha.
Di sisi lain, otoritas setempat masih mencari satu ABK atas nama Asep Saepudin Juhri.
"Saat ini JCG masih melakukan patroli untuk pencarian Asep," jelas Judha.
Sebagai informasi, kapal pembawa bahan-bahan kimia berbendera Korea Selatan, Keoyoung Sun, tenggelam di perairan Shimonoseki, Jepang, pada Rabu (20/3/2024).
Panggilan darurat dilakukan sekitar pukul 05.00 WIB (22.00 GMT tanggal 19 Maret 2024).
Japan Coast Guard mengerahkan helikopter, kapal Coast Guard, dan kapal patroli untuk mencari ABK usai menerima informasi tersebut.
https://nasional.kompas.com/read/2024/03/28/12304641/kemenlu-kapal-korsel-tenggelam-di-jepang-6-wni-meninggal