Alasan MKGR Dukung Kembali Airlangga: "Hattrick" Pilkada, Pilpres, dan Pemilu

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Organisasi Masyarakat Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (Ormas MKGR) Adies Kadir menilai, tidak ada alasan untuk tidak kembali mendukung Airlangga Hartarto sebagai ketua umum Partai Golkar pada Musyawarah Nasional (Munas) Golkar 2024 mendatang.

Adies menilai, Airlangga telah menunjukkan kerja dan karya nyata kepada Golkar sehingga layak untuk dipilih kembali sebagai ketua umum partai tersebut.

"Tidak ada lagi alasan bagi MKGR untuk menolak beliau untuk menjadi ketua umum Golkar kembali, di mana beliau telah menunjukkan kerja dan karya nyatanya untuk Partai Golkar," kata Adies kepada Kompas.com, Senin (18/3/2024).

Menurut dia, Airlangga berhasil mendongkrak suara partai berlambang pohon beringin tersebut secara signifikan, sehingga berada di peringkat dua berdasarkan hasil Pemilu 2024 sejauh ini.

Ia mengeklaim, hasil Pemilu 2024 membuat perolehan kursi Partai Golkar di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) meningkat kurang lebih 20 persen.

"Pak Airlangga berhasil membuat tiga kali hattrick, pertama pemenang pilkada 60 persen, pemilihan presiden dan pemilu, tinggal sekali pilkada lagi kalau menang brarti empat kali hattrick," kata Adies menambahkan.

Adies mengaku telah berkonsultasi dengan Majelis Tinggi dan Dewan Pakar Ormas MKGR untuk meminta masukan terkait calon ketua umum Partai Golkar.

"Masukan-masukan dari para senior yang kami terima, semua menghendaki Bapak Airlangga Hartarto untuk didukung kembali menjadi Ketum Golkar untuk periode ke-3 dalam Munas 2024," ujar dia.

Adies menyebutkan, rencana mengusung Airlangga sebagai ketua umum Partai Golkar akan diputuskan secara resmi dalam rapat kerja nasional Majelis Pertimbangan Ormas MKGR pada Juli 2024 mendatang.

Adapun Golkar menjadwalkan musyawarah nasional (munas) untuk memilih ketua umum akan digelar pada Desember 2024 mendatang.

Wakil Ketua Umum Bambang Soesatyo mengungkapkan ada 4 kader yang masuk bursa calon ketua umum, yakni Airlangga Hartarto, Agus Gumiwang Kartasasmita, Bahlil Lahadalia, dan dirinya sendiri.