Salin Artikel

Rekapitulasi Dilanjut, Terkuak Sebab Kejanggalan Suara PSI di Taipei

JAKARTA, KOMPAS.com - Rapat pleno terbuka rekapitulasi penghitungan suara pemilu di Taipei yang sempat terhenti untuk menyelidiki kejanggalan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) akhirnya kembali berlanjut dan berhasil menemukan duduk perkara.

Rapat tersebut sebelumnya diskors pada Senin (4/3/2024) subuh, karena adanya kelebihan 5 suara pada PSI yang ditemukan oleh saksi PDI-P pada suat suara di Pos 001.

KPU dan PPLN Taipei, subuh tadi, sempat mengulang kembali penghitungan berdasarkan turus dan mendapatkan perolehan suara PSI mestinya 50, tetapi di kolom total perolehan suara justru tertulis "lima lima" (55).

Dalam rapat lanjutan pada Senin sore, Koordinator Divisi Teknis Penyelenggaraan Pemilu KPU RI, Idham Holik, memutuskan bahwa mereka akan menggunakan penghitungan Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Taipei sebagai pembanding.

PPLN Taipei kemudian menyampaikan penjelasan. Bahkan, petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) Pos 001 Taipei, Fiorellyn, juga dihadirkan secara daring untuk memberi penjelasan.

Salah hitung dan dihitung ulang

Dalam penjelasannya, Fiorellyn berulang kali meminta maaf karena masalah tersebut membuat rapat molor berjam-jam.

Ia menjelaskan, mulanya, petugas KPPS Pos 001 menghitung surat suara mulai 17 Februari 2024 pukul 09.00 waktu setempat. Penghitungan suara baru beres pukul 21.30.

KPPS kemudian memberi formulir C.Hasil salinan ke meja check out PPLN untuk dilakukan verifikasi hasil hitung menggunakan Microsoft Excel dalam rangka untuk memastikan tidak terjadinya kesalahan penghitungan oleh KPPS.

Dalam pengecekan, ditemukan surat suara sah dan tidak sah dalam hitungan Excel tidak sesuai dengan apa yang dituliskan oleh KPPS, sehingga PPLN meminta KPPS untuk melakukan pengecekan ulang.

"Saat itu kami juga bingung, lho kok bisa ada selisih," ujar Fiorellyn.

Lantaran surat suara Pileg DPR RI sudah ditumpuk dan sulit dicek per partai, maka KPPS Pos 001 Taipei menghitung ulang suara caleg dalam 447 surat suara yang ada.

Mereka menuliskan ulang turus untuk menghitung suara menggunakan bantuan kertas HVS berukuran kuarto, karena formulir C.Hasil plano sudah terisi penuh oleh hasil penghitungan suara awal.

Setelah melakukan hitung ulang, KPPS kemudian menyalin turusnya ke formulir C.Hasil salinan.

"Setelah kembali dari proses verifikasi. KPPS Pos 001 memperbaiki plano yang sebelumnya masih terdapat salah hitung. Tetapi dalam prosesnya, KPPS Pos 001 hanya mengganti pada bagian angka (total) saja, tanpa memperbaiki bagian turus," ungkap Ketua PPLN Taipei, Fadillah Ahdiyat.

Fiorellyn mengaku faktor kelelahan menjadi penyebab luputnya mereka memperbaiki turus.

"Saya benar-benar memohon maaf karena waktu kejadian, waktu sudah jam 00.00 lebih, mau jam 01.00, sehingga kita tidak terlalu fokus mengecek satu per satu per bagian. Kita hanya fokus di kolom ketiga, junlah suara sah," ujar dia.

KPPS Pos 001 Taipei kemudian mengembalikan kotak suara yang sudah tersegel kepada PPLN dan menyelesiakan proses penghitungan pada 18 Februari 2024 pukul 02.00 waktu setempat.

Tak hanya PSI

Selama rapat pleno terbuka rekapitulasi penghitungan suara PPLN Taipei dilakukan, tak hanya PSI yang perolehan suaranya terdapat kejanggalan dan salah catat yang menyebabkan selisih jumlah turus dan angka perolehan suara.

Ada pula temuan beberapa turus dan perolehan suara yang dibubuhkan di atas tipeks.

Hal itu ditemukan pada perolehan suara PDI-P, PKS, dan PKB.

Hingga naskah ini disusun, pimpinan KPU RI, PPLN Taipei, dan para saksi partai politik sedang menyelidiki perolehan suara caleg PAN, Uya Kuya, yang turus dan angka suaranya ditulis di atas tipeks.

https://nasional.kompas.com/read/2024/03/04/18291721/rekapitulasi-dilanjut-terkuak-sebab-kejanggalan-suara-psi-di-taipei

Terkini Lainnya

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan di Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan di Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke