Menurut dia, model kampanye Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar biasa terjadi di negara maju.
“Seperti halnya ini 'Desak Anies' dan 'Slepet Imin', ini di negara maju itu biasa. Itu format kampanye yang standar tapi di Indonesia kan pertama kali dalam sejarah ya,” ujar Tom Lembong di Rumah Koalisi Perubahan, Jalan Brawijaya 10, Jakarta Selatan, Senin (26/2/2024).
“Calon-calon pemimpin ya, yang berkampanye itu berinteraksi langsung dalam format townhall tersebut,” katanya lagi.
Dia menyatakan, model kampanye diskusi dua arah itu menunjukkan masyarakat Indonesia telah melek gagasan.
Tom Lembong lantas menyebut tidak yakin bahwa masyarakat Indonesia belum melek secara politik. Sebab, model kampanye Anies-Muhaimin mendapatkan sambutan yang baik.
“Itu satu contoh yang di mana kampanye berorientasi gagasan, ternyata bisa mendapat momentum yang sangat positif di masyarakat,” ujarnya.
Di sisi lain, Tom menganggap masyarakat banyak yang memperdebatkan gagasan dan kebijakan pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
“Saya enggak pernah ingat pemilu-pemilu sebelumnya bagaimana masyarakat begitu antusias, berdebat publik. Baik di media sosial, di media, di televisi,” kata Tom Lembong.
“Mengenai kebijakan-kebijakan seperti hilirisasi, industrialisasi, lapangan kerja, lingkungan hidup, keadilan antar generasi, sampai hal-hal yang sangat teknis seperti greenflation dan teknologi baterai,” ujarnya lagi.
https://nasional.kompas.com/read/2024/02/26/19523641/tom-lembong-sebut-gaya-kampanye-anies-muhaimin-terbaru-sepanjang-sejarah