Dalam sambutannya, Kepala Negara menjelaskan bahwa bantuan beras yang dibagikan merupakan salah satu upaya pemerintah menghadapi kenaikan harga beras.
Sebab, kenaikan harga beras turut mempengaruhi daya beli masyarakat.
Jokowi lantas menjelaskan bahwa kenaikan harga beras ini terjadi karena perubahan musim di berbagai belahan dunia.
"Ada perubahan musim, ada el nino, dan itu dialami bukan hanya negara kita. Tapi negara lain juga mengalami hal yang sama, harga beras naik," kata Jokowi dikutip dari siaran pers Sekretariat Presiden, Kamis.
Jokowi kemudian mengungkapkan, bantuan beras hanya ada di Indonesia. Negara lain disebut tidak menggulirkan bantuan serupa kepada rakyatnya meski harga beras naik.
"Rakyat kita diberi 10 kilo (kilogram) setiap bulan. Bedanya itu (dengan negara lain), supaya bapak-ibu semuanya mengetahuinya harga beras di seluruh dunia naik," ujarnya.
Lebih lanjut, Jokowi memastikan warga penerima manfaat akan menerima bantuan pangan beras hingga Juni 2024.
Dia pun mengaku akan melanjutkan bantuan serupa jika Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mencukupi.
"Januari, Februari, Maret, April, Mei, Juni, ibu-ibu dan bapak-bapak akan menerima 10 kilo, 10 kilo, 10 kilo, 10 kilo, 10 kilo, 10 kilo. Nanti setelah Juni, saya akan lihat lagi APBN kita, APBN-nya kalau cukup. Tapi saya tidak janji lho," kata Jokowi.
Turut mendampingi Jokowi dalam kegiatan tersebut, yakni Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Kemudian, ada Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, Pj Gubernur Sulawesi Selatan Bahtiar Baharuddin, serta Bupati Maros H.A.S. Chaidir Syam.
https://nasional.kompas.com/read/2024/02/22/17554051/bagikan-bantuan-beras-di-maros-jokowi-negara-lain-juga-alami-kenaikan-harga