JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Divisi SDM, Organisasi, dan Diklat Bawaslu Herwyn JH Malonda mengatakan, ada 13 pengawas Pemilu 2024 yang meninggal usai mengawasi proses pemungutan suara Pemilu 2024.
Hal tersebut Herwyn sampaikan dalam jumpa pers di kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta, Senin (19/2/2024).
"13 orang (meninggal) dari 14 Februari sampai 19 Februari. Saat ini yang masih proses terus laporannya dinamis masuk ke kami terus," ujar Herwyn.
Herwyn menjelaskan, pihaknya sebenarnya sudah melakukan mitigasi untuk menutup segala kekurangan dan kelemahan.
Namun, kekurangan personel akhirnya membuat Bawaslu tak bisa optimal melakukan mitigasi.
Dia menyebut, hanya ada 1 pengawas pemilu yang bekerja untuk 1 TPS.
"Kekurangan dan kelemahan Bawaslu dalam pemungutan suara yaitu dalam TPS hanya satu orang yang bertugas, itu pun harus full dalam proses pemungutan suara berjalan dan juga itu perlu diantisipasi," tuturnya.
Menurut Herwyn, seharusnya Bawaslu di tingkat kabupaten/kota berkoordinasi dengan dinkes setempat.
Sehingga, kata dia, pemeriksaan kesehatan bisa dilakukan pada saat pemungutan suara berlangsung.
"Supaya bisa diantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan," ucapnya.
Herwyn memastikan pengawas pemilu yang meninggal bakal mendapat uang santunan.
Dia turut menyinggung jumlah pengawas pemilu yang meninggal tahun ini menurun dibandingkan Pemilu 2019.
"Sebagai data pembanding, di Pemilu 2019 yang mendapatkan penanganan terkait dengan kesehatan itu ada 2.558 jajaran pengawas pemilu, yang terdiri dari, rawat jalan itu 1.708, rawat inap 438, kecelakaan 275, luka berat atau keguguran 24, kekerasan atau dugaan penganiayaan 21 dan meninggal dunia jajaran pengawas pemilu itu 92 orang," imbuh Herwyn.
https://nasional.kompas.com/read/2024/02/19/17565901/13-pengawas-pemilu-2024-meninggal-kelelahan-usai-kerja-seharian-awasi-tps