Hal itu disampaikan Bambang Widjojanto saat konferensi pers di Rumah Koalisi Perubahan, Jalan Brawijaya 10, Jakarta Selatan, Jumat (16/2/2024).
“Berdasarkan analisis kajian forensik terhadap server KPU, kami menduga ada logaritma sistem yang sudah di-setting untuk pemenangan paslon tertentu. Jadi, kalau ada revisi di satu TPS (Tempat Pemungutan Suara), ini dia akan mengubah TPS yang lain. Ini bukan sekedar angka yang dicatat, tapi sistem yang membangun setting-nya,” ujarnya.
Mantan Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ini juga menduga, sistem itu berdampak pada proses penghitungan suara yang dilakukan secara online oleh KPU.
Bahkan, Bambang menduga penambahan suara dari hasil rekapitulasi suara itu bisa mencapai presentase 50 persen.
“Logaritma sistem di-setting untuk pemenangan paslon tertentu yang secara otomatisasi di atas 50 persen. Indikasi kuat ke arah itu dikonfirmasi dengan ditemukannya kecurangan-kecurangan yang terjadi di wilayah-wilayah tertentu,” katanya.
Terakhir, Bambang Widjojanto mengatakan bahwa saat ini Timnas Anies-Muhaimin tengah mengumpulkan semua data dugaan kecurangan dari sistem penghitungan suara.
“Sekarang ada tim lagi yang memeriksa seluruh data yang ada di servernya KPU. Nanti akan dibandingkan dengan seluruh data yang dimiliki oleh Kawal Amin (Anies-Muhaimin),” ujarnya.
Kemudian, capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka memperoleh 57 persen atau 33,5 juta suara.
Sementara itu, capres-cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD memperoleh 18,02 persen atau 10,5 juta suara.
https://nasional.kompas.com/read/2024/02/16/19562591/kubu-anies-muhaimin-duga-sistem-server-kpu-diatur-menangkan-paslon-tertentu