Salin Artikel

“Game Changer” di Masa Tenang Pemilu?

Sesuatu bisa dikatakan sebagai game changer bila nanti bersesuaian atau relevan dengan hasil pemilihan. Dalam pilpres setiap isu yang mengemuka sebelum hari pemilihan berpotensi menjadi game changer.

"Game changer" dalam kontestasi politik merujuk pada suatu kejadian atau isu, bisa pula strategi atau politik kreatif yang memiliki dampak besar dan mengubah dinamika politik yang tengah berlangsung.

Dalam pilpres, "game changer" sering terjadi. Misalnya, debat presiden yang sangat berpengaruh, skandal besar yang melibatkan kandidat, atau kejadian tak terduga lainnya dapat menjadi faktor perubah arah dan dinamika politik.

Pengalaman dalam pilpres di sejumlah negara memberikan contoh bagaimana “game changer” dalam pemilihan presiden dapat menjadi titik balik signifikan dalam sejarah politik suatu negara, mengubah arah dan membawa perubahan yang substansial.

Dalam Pilpres Kenya 2002, faktor tampilnya Mwai Kibaki kemudian menjadi "game changer." Ia akhirnya terpilih menjadi presiden setelah bertahun-tahun otoriterisme di bawah pemerintahan Daniel arap Moi, Kibaki mewakili koalisi yang bersatu untuk menggulingkan rezim yang telah lama berkuasa.

Pemilihan tersebut menandai perubahan dramatis dalam politik Kenya, dengan Kibaki menjadi presiden pertama yang terpilih secara damai melalui pemungutan suara, menggantikan presiden sebelumnya yang telah memerintah selama 24 tahun.

Berikutnya dalam pilpres India tahun 2014. Narendra Modi dari Partai Bharatiya Janata (BJP) menjadi "game changer" dengan kampanye yang kuat dan fokus pada isu pembangunan ekonomi yang adalah persoalan mendasar.

Dengan itu Modi berhasil mendapatkan dukungan luas dan signifikan untuk memenangkan pemilihan dengan suara mayoritas, mengakhiri era pemerintahan Kongres yang telah lama berkuasa.

Begitu pula pada pilpres Nigeria 2015, Muhammadu Buhari menjadi "game changer." Ia tampil dan memenangkan pemilihan tersebut, mengalahkan petahana Goodluck Jonathan.

Kemenangan Buhari menandai perubahan dalam politik Nigeria, dengan menjadi pertama kalinya seorang petahana kalah dalam pemilihan presiden di negara itu.

Pemilihan kala itu menunjukkan perubahan dalam dinamika politik Nigeria dan memperlihatkan betapa pentingnya pilpres dalam mengubah arah politik suatu negara. Perubahan kepemimpinan ini membawa harapan akan reformasi dan perubahan positif.

Dalam pilpres Amerika Serikat 2016, “game changer” pun terjadi, yang kemudian mengubah peta politik, ketika pengungkapan email oleh WikiLeaks terkait kandidat presiden Hillary Clinton jelang hari pemilihan.

Terungkapnya email yang turut menjatuhkan kredibilitas Clinton saat itu, menjadi contoh bagaimana suatu peristiwa politik dapat turut memengaruhi hasil pemilihan secara cepat dan signifikan.

Beberapa email yang diungkap waktu itu menyoroti berbagai isu kontroversial, seperti pengaturan pertanyaan debat oleh pihak yang mendukung Hillary Clinton, yang kemudian menimbulkan kontroversi.

Rilis email oleh WikiLeaks memicu perdebatan dan memengaruhi persepsi publik terhadap kampanye Clinton. Sekalipun Hillary Clinton dan tim kampanyenya mengklaim bahwa rilis tersebut merupakan upaya untuk merusak reputasi mereka,

Sementara WikiLeaks berpendapat bahwa mereka hanya bertujuan untuk memberikan informasi yang relevan kepada publik, juga untuk mengedukasi.

Cerita soal tentang "game changer" juga mewarnai pilpres Perancis 2017. Emmanuel Macron menjadi "game changer" dengan membentuk partai sendiri sebagai ‘perahu’ politik.

Dengan Partai En Marche!, Macron berhasil memenangkan pemilihan. Sekalipun merupakan kandidat yang relatif baru dalam politik Perancis, ia berhasil mengatasi partai-partai tradisional yang telah lama berkuasa atau lama ada peta politik Perancis.

Pada tahun yang sama, dalam pilpres Korea Selatan 2017, Moon Jae-in pun menjadi "game changer" setelah menggantikan Presiden Park Geun-hye yang terlibat dalam skandal politik.

Moon Jae-in akhirnya memenangkan pemilihan dengan menjanjikan perubahan dan reformasi. Hal ini menjadi efektif setelah periode ketidakstabilan politik.

Begitu pula pada pilpres Brasil 2018, Jair Bolsonaro juga dianggap sebagai "game changer." Sebagai seorang tokoh militer yang kontroversial, Bolsonaro muncul dari latar belakang yang tidak biasa dan berhasil memenangkan dukungan dengan pesan-pesan kontroversial, namun efektif dalam menarik pemilih.

Peristiwa-peristiwa ini mencerminkan bagaimana faktor-faktor seperti figur, pesan kampanye, isu-isu kunci, dan perubahan dalam konteks politik nasional maupun lokal dapat menjadi "game changer" dalam pemilihan presiden di berbagai negara.

Kita di Indonesia juga punya pengalaman menarik soal faktor “game changer” ini. Dalam Pilpres 2014, kemenangannya Joko Widodo (Jokowi) dianggap sebagai "game changer."

Jokowi berlatar belakang wali kota kota kecil (Solo) dan kemudian Gubernur Jakarta, menawarkan citra kepemimpinan sederhana dan pro-rakyat. Kampanyenya yang inovatif dan dekat dengan masyarakat, turut mengubah paradigma politik di Indonesia saat itu.

Kemenangan Jokowi dalam pemilihan tersebut menandai transisi politik di Indonesia, dengan memunculkan pemimpin yang bukan berasal dari elitis politik tradisional.

Hal ini mencerminkan dorongan untuk perubahan dan partisipasi lebih besar dari kalangan rakyat dalam proses politik.

Setiap pemilihan memiliki dinamika sendiri, dan peristiwa yang mengubah permainan dapat bervariasi tergantung pada konteks politik dan faktor-faktor yang melatarinya.

Bisa saja soal tokoh maupun figur yang tampil, maupun isu, baik itu secara natural atau insiden politik yang bisa jadi adalah rekayasa dan by design.

Lantas bagaimana dengan Pilpres 2024 yang besok, pada 14 Januari, telah masuk hari pemilihan, menyusul pemilihan yang sudah dilakukan di TPS di luar negeri?

Sejauh ini belum ada faktor “game changer” yang boleh dikata menonjol untuk memengaruhi hasil pemilih, yang sejauh ini bisa dimonitor melalui hasil survei sejumlah lembaga survei.

Namun di masa tenang ini, setidaknya ada sejumlah isu penting yang barangkali bisa menjadi semacam “game changer”. Validasi benar atau tidak isu tersebut memengaruhi suara tentu menunggu hasil pemungutan suara kelak. 

Rilis film "Dirty Vote" pada Minggu, 11 Februari 2024, sangat mungkin turut memberikan dampak, terutama bagi mereka yang belum menentukan pilihan politiknya, atau pemilih ragu.

Juga dapat turut mengeraskan atau memantapkan mereka yang sudah punya pilihan politik, untuk kemudian tidak mengubah pilihan. Terutama bagi yang inginkan perubahan kendali pengelolaan negara.

Meski tak secara langsung memihak pada salah satu paslon capres-cawapres, tapi gerak-gerik Presiden Jokowi, terutama terkait bansos dan sejumlah pelanggaran (etik) lebih condong menguntungkan salah satu capres-cawapres.

Bagaimanapun, film "Dirty Vote" seakan menelanjangi sejumlah pelanggaran (etik) atau politik unfairness yang sengaja dilakukan “pemerintah” dalam meng-endorse salah satu pasangan calon.

Hal ini dalam konteks politik bisa saja menjadi pemicu atau pendorong perubahan arah politik terutama di kalangan pemilih, vocal minority, yang kerap menolak praktik kecurangan dan ketidakadilan.

Isu lain, yakni pemberitaan soal tuduhan skandal pembelian pesawat tempur jet Mirage yang menyeret seorang capres.

Lalu, soal pengakuan pengamat militer Connie Rahakundini Bakrie saat dirinya hendak diajak bergabung sebagai tim sukses salah satu pasangan.

Connie mengatakan, dirinya diyakinkan bahwa sang capres jika terpilih kelak hanya akan menjabat sebagai presiden selama dua tahun. Setelah itu, jabatan presiden akan dilanjutkan oleh wakilnya.

Benar-tidaknya isi percakapan yang disampaikan Connie tersebut, tentu akan terus menjadi perdebatan, karena adalah percakapan di ruang tertutup. Namun karena telah viral dan menjadi isu politik, akan banyak interpretasi dan kesimpulan yang ikut mengiringi.

Sebagian bisa jadi akan percaya, melihat kondisi kesehatan sang capres yang memang sudah tak lagi prima.

Apakah sejumlah peristiwa atau isu di masa tenang, jelang hari pencoblosan, akan menjadi “game changer” dan kemudian berujung, setidaknya menjadikan pilpres berlangsung dalam dua putaran? Akan dilihat nanti, setidaknya usai hasil hitung cepat atau quick count diumumkan.

https://nasional.kompas.com/read/2024/02/13/15454321/game-changer-di-masa-tenang-pemilu

Terkini Lainnya

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Nasional
Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Nasional
Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Nasional
Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Nasional
PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

Nasional
KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

Nasional
Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Nasional
Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Nasional
Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Nasional
Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Nasional
Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Nasional
Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Nasional
Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan 'Food Estate'

Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan "Food Estate"

Nasional
Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Nasional
KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke