Salin Artikel

Soal Kebijakan Kelapa Sawit, Menlu Malaysia Sebut Uni Eropa Bikin Aturan Tanpa Perhatikan Negara Lain

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri (Menlu) Malaysia Mohamad Bin Hasan mengatakan, kebijakan negara-negara Uni Eropa mengenai kelapa sawit dibuat tanpa mengerti keadaan negara penghasil minyak sawit terbesar, termasuk Indonesia dan Malaysia.

Adapun kebijakan yang dimaksud adalah Regulasi Komoditas Bebas Deforestasi Uni Eropa (EU Deforestation Regulation/EUDR). Lewat UU tersebut, Uni Eropa mengatur perdagangan sejumlah produk yang menjadi pemicu berkurangnya kawasan hutan di seluruh dunia, termasuk kelapa sawit.

Sedangkan Indonesia dan Malaysia merupakan negara produsen dan pengekspor minyak sawit terbesar di dunia.

"Berkenaan dengan kepentingan ekonomi negara dan bagaimana cara kita supaya deforestasi yang dikemukakan oleh mereka (Uni Eropa) adalah benar untuk mengekang pemasukan minyak kelapa sawit ke negara mereka, ke Eropa. Dia buat UU yang tidak kira keadaan di negara kita," kata Mohamad usai bertemu Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (6/2/2024).

Mohamad menyebut, Indonesia dan Malaysia perlu menyuarakan keprihatinannya secara jelas mengenai kebijakan ini.

Sebab menurutnya, kebijakan ini tidak diterbitkan dengan itikad baik.

"Ini mesti kita suarakan karena jelas UU tersebut bukan merupakan UU yang established in good faith but merely just to support the other product. Jadi ini suara yang perlu kami bawa dan akan terus kami bawa bersama Indonesia dan juga Malaysia," ucap Mohamad.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi menyebut, EUDR memang menjadi salah satu pembahasan kedua negara, saat Menlu Hasan melakukan kunjungan kehormatan kepada Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, siang ini.

Indonesia, kata Retno, memiliki kesamaan posisi saat berbicara masalah kepala sawit. Keduanya bahkan sempat menyuarakan isu yang sama dalam pertemuan ASEAN-EU Ministerial Meeting di Brussels, pekan lalu.

"Kita memiliki kesamaan posisi pada saat bicara masalah kelapa sawit, kemudian EU Deforestation Regulation. Jadi waktu kita di EU minggu kemarin bersama-sama menyuarakan mengenai masalah sawit dan masalah deforestation regulation yang berasal dari Eropa," jelas Retno.

Sebagai informasi, puluhan negara anggota Uni Eropa secara resmi mengadopsi dan memberlakukan aturan baru, EUDR, yang bertujuan untuk mengurangi kontribusi Uni Eropa terhadap deforestasi global.

Aturan ini akan mengatur perdagangan sejumlah produk yang menjadi pemicu berkurangnya kawasan hutan di seluruh dunia.

Menurut UE, aturan baru bertujuan untuk memastikan produk konsumsi dan komoditas perdagangan Uni Eropa tidak berkontribusi terhadap deforestasi dan degradasi lebih lanjut pada ekosistem hutan.

Dalam regulasi baru ini, perusahaan-perusahaan yang melakukan perdagangan minyak kelapa sawit, ternak, kayu, kopi, kakao, karet, dan kedelai harus memastikan barang-barang yang mereka jual di Uni Eropa tidak menyebabkan deforestasi dan kerusakan hutan di manapun di dunia sejak tahun 2021.

Regulasi juga mencakup produk turunan yang harus memenuhi persyaratan, seperti coklat dan kertas cetak.

https://nasional.kompas.com/read/2024/02/06/21314091/soal-kebijakan-kelapa-sawit-menlu-malaysia-sebut-uni-eropa-bikin-aturan

Terkini Lainnya

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Nasional
Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Nasional
Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Nasional
Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Nasional
PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

Nasional
KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

Nasional
Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Nasional
Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Nasional
Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Nasional
Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Nasional
Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Nasional
Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Nasional
Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan 'Food Estate'

Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan "Food Estate"

Nasional
Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Nasional
KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke