Salin Artikel

Hasto Sebut Anggaran Kementerian Dipotong 5 Persen untuk Bansos, Ganjar: Parlemen Harus Kontrol

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo, merespons pernyataan Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto yang menyebut anggaran setiap kementerian dipotong sebesar 5 persen untuk bantuan sosial (bansos).

Ganjar mengaku tidak mengetahui detail mengenai kasus itu.

Namun, menurut dia, anggaran kementerian/lembaga yang berasal dari APBN perlu dikontrol oleh parlemen.

Ia pun meminta parlemen atau DPR RI mengontrol dan melakukan pengawasan terhadap anggaran belanja tersebut.

"Kalaulah kemudian terjadi, saya kira proses politik di parlemen yang bisa melakukan kontrol itu. Kalau hari ini ada indikasi-indikasi tidak benar, saya kira parlemen yang harus melakukan tindakan pengawasan terkait dengan itu," kata Ganjar setelah debat kelima pilpres di JCC, Senayan, Jakarta, Minggu (4/2/2024).

Ganjar menyampaikan, penyaluran bansos perlu dikontrol termasuk ketika pembagiannya terlihat semakin masif di awal tahun ini.

Pengawasan, kata Ganjar, juga akan meminimalisasi klaim-klaim pemberian bansos oleh pihak tertentu.

"Saya katakan di depan tadi, ini kok naiknya tinggi sekali. Ayo dikontrol agar tidak disalahgunakan. Maka, klaim-klaim yang muncul itu mesti kita kontrol agar tidak terjadi klaim sepihak, bahwa ini keputusan dari institusi negara dan ini digunakan untuk rakyat," tuturnya.

Sementara itu, calon wakil presiden nomor urut 3, Mahfud MD, menyebutkan, pemotongan anggaran kementerian/lembaga untuk bansos sempat terjadi saat Covid-19.

Kala itu, setiap kementerian/lembaga melakukan refocusing ataupun realokasi anggaran untuk penanganan pandemi.

"Potongan itu dulu ada namanya realokasi anggaran, dari sekian anggaran lalu dipotong untuk pada saat itu Covid-19 dan bansos, BLT, dan sebagainya," beber dia.

Sebelumnya diberitakan, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyatakan, kebijakan bantuan sosial (bansos) pemerintah bermasalah karena digunakan untuk kepentingan politik.

Hasto menyebutkan, anggaran kementerian pun dipaksa dipotong demi memenuhi kebutuhan anggaran penyediaan bansos.

"Sekarang ini kan ada upaya-upaya untuk gunakan bansos demi kepentingan elektoral sampai anggaran setiap kementerian dipotong 5 persen untuk elektoral," kata Hasto di Stadion Utama GBK, Jakarta, Sabtu (3/2/2024).

Hasto mengatakan, bansos semestinya diberikan untuk menunjukkan komitmen pemerintah kepada rakyat, bukan kepentingan politik.

Namun, menurut dia, yang terjadi sekarang bansos justru menjadi alat politik karena disalurkan melalui partai-partai politik pengusung calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming.

"Ketika bansos sudah dipolitisasi untuk kepentingan paslon 02, bahkan ada bansos juga yang masuk ke kantong-kantong partai paslon 02, ini menunjukkan pelanggaran serius karena bansos anggaran rakyat dari pajak," ujar Hasto.

https://nasional.kompas.com/read/2024/02/05/06571651/hasto-sebut-anggaran-kementerian-dipotong-5-persen-untuk-bansos-ganjar

Terkini Lainnya

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Nasional
Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Nasional
Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Nasional
Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Nasional
Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Nasional
Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Nasional
Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Nasional
Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Nasional
Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Nasional
Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Nasional
Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Nasional
PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

Nasional
Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Nasional
Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke