"Saya berharap para capres ini memiliki pengetahuan tentang bagaimana untuk membuat masalah potensi kejahatan siber ini di-reduce," kata pakar keamanan siber Pratama Dahlian Persadha, Minggu sore.
Menurut Pratama, salah satu hal yang mesti menjadi perhatian para kandidat adalah minimnya perlindungan bagi masyarakat supaya terhindar dari kejahatan siber.
Pasalnya, selama ini belum ada kebijakan ganti rugi bagi masyarakat yang dirugikan secara materi akibat kejahatan siber.
"Jadi kalau sudah hilang duitnya, sudah hilang saja, nangis, nangis saja, enggak ada yang bantuin, enggak ada yang mempehatikan, dan ketika lapor enggak ada tindak lanjutnya," kata dia.
Pratama berpandangan, pemerintah ke depan harus membuat regulasi supaya penyelenggara sistem elektronik dapat bertanggung jawab apabila terjadi kebocoran data.
Sebab, kebocoran data tersebut yang kerap digunakan oleh penjahat untuk melakukan kejahatan, termasuk penipuan.
"Seharusnya mereka ini dihukum, masalahnya adalah enggak ada satu pun yang dihukum," kata Pratama.
"Enggak ada satu pun, di saat yang sama masy kita begitu uangnya hilang, dikuras habis, nangis dia. Begitu ATM-nya diduplikat sama orang dan diambil duitnya, enggak ada yang bisa belain," imbuh dia.
Debat kelima Pilpres 2024 digelar di Jakarta Convention Center pada pukul 19.00 WIB, Minggu malam ini.
Debat pamungkas ini mengangkat sejumlah tema, yakni, kesejahteraan sosial, kebudayaan, pendidikan, teknologi informasi, kesehatan, ketenagakerjaan, sumber daya manusia, dan inklusi.
Debat akan diikuti oleh ketiga calon presiden yaitu Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo.
https://nasional.kompas.com/read/2024/02/04/17113401/jelang-debat-kelima-capres-diharap-beri-solusi-tekan-kejahatan-siber