JAKARTA, KOMPAS.com – Sejumlah tokoh Gerakan Nurani Bangsa (GNB) bersilaturahmi ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI, Jakarta, Jumat (2/2/2024).
Tokoh yang hadir antara lain Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, Komarudin Hidayat, Frans Magnis Suseno, Alissa Wahid, dan Laode Muhamad Syarif.
Pada kesempatan ini Shinta menekankan pentingnya peran Bawaslu dalam pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu).
“Peran Bawaslu sangat penting. Ambruknya pengawasan pemilu akan membuat harapan mendapatkan pemimpin yang negarawan hanya angan-angan,” kata Shinta dalam keterangannya, seperti dikutip Minggu (4/2/2024).
Shinta menekankan tujuan kedatangan GNB ingin mengajak tokoh bangsa merawat nurani bangsa dan berkomitmen pada masa depan, sehingga tidak memikirkan hanya golongan sendiri.
Dia mengatakan perjuangan masa depan adalah perjuangan demi anak cucu. Selama silaturahmi, Shinta dan rombongan juga berdiskusi dan berdiaog sejauh mana kewenangan Bawaslu dalam pengawasan pemilu.
“Melihat apakah pemilu berjalan adil jujur dan adil. Jika ada yang malasah yang dihadapi kami ingin juga mendengar apa yang akan dilakukan Bawaslu,” ucap dia.
Selanjutnya, Frans Magnis Suseno menegaskan hal pokok yang perlu dilakukan agar pemilu diterima sebagai proses jujur, adil, dan transparan.
Menurut dia, akan berbahaya jika masyarakat tidak mengakui pemilu karena merasa pemilu curang dan tidak adil.
Sebab salah satu ciri demokrasi, kata Frans, jika dalam satu negara ada pemerintah dan oposisi yang saling mengakui peran masing-masing.
Dia mengajak semua pihak menjaga Indonesia ini untuk tetap menjadi Indonesia yang aman.
“Orang bisa pergi dari Sabang-Marauke denga aman karena berhasil menciptakan identitas Indonesia. Mereka bangga mengaku sebagai Jawa, Manggarai, dan Bugis. Bahwa dalam 50-tahun, hubungan antarumat beragama jauh lebih baik,” imbuhnya.
Selain itu, Laode M Syarif menilai Bawaslu tidak bisa bekerja sendiri karena berbagai tantangan dan kelemahan.
Eks pimpinan KPK ini menyebut Bawaslu harus bekerja dan berusaha mendapat dukungan masyarakat.
Laode memastikan GNB datang menemani agar Bawaslu jangan sungkan menyuarakan kebenaran.
Jika ada hal-hal yang tidak benar, lanjut dia, pimpinan Bawaslu secara kolektif menyampaikannya kepada publik.
“Itulah yang dulu menjadi rumus KPK. Setiap kami susah, tokoh-tokoh bangsa datang membantu,” kata Laode.
Sementara itu, Alissa Wahid mengatakan dalam rangka mewujudkan cita-cita kemerdekaan, dibutuhkan pemerintahan yang kompeten.
Dia mengatakan Pemilu adalah jalan mendapatkan pemimpin semacam itu. Alissa lantas menekankan pentingnya peran publik dalam hal ini.
“Begitu publik ramai, memviralkan sesuatu, pihak yang diduga melanggar biasanya mengerem tindakan pelanggaran. Ini mekanisme “peng-adilan” masyarakat melalui dukungan mereka. Sebab kadang-kadang penga-dilan melalui hukum legal formal tidak memadai,” tutur Alissa.
https://nasional.kompas.com/read/2024/02/04/11554831/shinta-wahid-dkk-silaturahmi-ke-bawaslu-kawal-pemilu-jujur-dan-adil