JAKARTA, KOMPAS.com - Calon presiden (capres) nomor urut 1 Anies Baswedan enggan mengomentari kekhawatiran capres nomor urut 2 Prabowo Subianto jika kembali diberi nilai rendah saat debat kelima Pilpres pada 4 Februari 2024 lusa.
"Nggak ada komentar," kata Anies di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (2/2/2024), ketika ditanya soal Prabowo yang khawatir dikasih nilai rendah saat debat kelima.
Eks Gubernur DKI Jakarta ini mengatakan debat adalah ajang menyampaikan fakta, penilaian, opini.
Pemikiran dan fakta tersebut kemudian diadu dalam ajang debat tersebut.
"Yang kemudian ditanggapi juga opininya. Itu lah forum debat. Jadi kalau sudah selesai debatnya, ya udah selesai diskusinya, nggak berkelanjutan," ujar dia.
Anies mengaku tidak memiliki persiapan khusus untuk menghadapi debat kelima nanti.
Dia mengatakan persiapannya hanya akan istirahat sehari sebelum debat di hari Minggu.
"Nggak ada yang khusus, karena apa ya, kan debat itu pertanyaannya itu tidak tahu. Hal, aspek apa kami juga tidak tahu," ujar dia.
"Jadi tidak ada satu skenario yang bisa disiapkan, ya nanti mengalir sambil kita mendengar pertanyaan, sambil pada waktu itu memformulasikan gagasan," sambung dia.
Diberitakan sebelumnya, Prabowo Subianto, blak-blakan mengaku cemas dalam menghadapi debat capres terakhir pada Minggu (4/2/2024).
Hal tersebut Prabowo sampaikan dalam kampanye akbar Partai Demokrat di GOR Gayajana, Malang, Jawa Timur, Kamis (1/2/2024).
"Sebentar lagi tanggal 4, saya mau debat lagi nih. Aku mau debat lagi. Tapi aku, aku agak waswas," ujar Prabowo disambut tawa hadirin.
Prabowo lantas mengungkit momen yang terjadi pada debat ketiga capres.
Saat itu, Prabowo diberi nilai 11 dari 100 oleh capres nomor urut 1, Anies Baswedan.
Namun, Prabowo mengaku tidak memusingkan penilaian rendah tersebut.
"Debat terakhir aku dikasih nilai 11 dari 100. Aku enggak tahu nilai berapa kali ini. Emang gua pikirin?" kata dia.
Sebelumnya, Anies Baswedan memberikan angka rendah untuk kinerja Kementerian Pertahanan (Kemenhan) di bawah kepemimpinan capres nomor urut 2, Prabowo Subianto.
Ia menyampaikan, kinerja Kemenhan tak optimal karena banyak kebijakan yang dianggapnya belum memihak pada prajurit TNI, misalnya pemberian tunjangan dan pembelian alutsista bekas.
“Karena itu, menurut saya, skornya justru di bawah 5, Mas Ganjar, kalau 5 itu ketinggian,” ucap Anies dalam debat capres kedua di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024).
Ganjar memang memberikan angka 5 untuk kinerja Kemenhan yang dipimpin Prabowo.
“Sudah saya siapkan data satu per satu. Namun demikian, Mas Anies tentu saja ada yang ingin saya sampaikan. Dari apa yang tadi sudah saya utarakan, ketika kita ingin membangun sistem pertahanan kita, maka dalam perencanaan kita tidak boleh gonta-ganti, kita mesti ajeg, mesti konsisten,” tutur Ganjar.
Lantas, Ganjar meminta Anies untuk memberikan ketegasan, berapa nilai untuk kinerja Kemenhan.
“Mas Anies enggak usah takut, disebut saja angkanya berapa gitu loh. Kayak saya gitu loh, jangan di bawah lima, sebut saja berapa?” kata Ganjar.
Anies kemudian menjelaskan bahwa kesejahteraan prajurit TNI lebih baik di era kepemimpinan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ketimbang kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Sebab, saat itu kenaikan gaji prajurit TNI terjadi sembilan kali.
“(Skor Kemenhan) 11 Mas, dari 100,” jawab Anies.
Lalu, sembari bercanda, Ganjar mengatakan bahwa Anies menunjukkan sikap yang berani.
“Ini sedikit ngajarin kendhel (berani) Mas Anies, biar berani,” ucap Ganjar.
https://nasional.kompas.com/read/2024/02/02/20234041/anies-enggan-komentari-prabowo-yang-was-was-diberi-nilai-rendah-lagi