Salin Artikel

APK Kotori Fasum di Condet, Warga: Petunjuk Arah Tertutup Bendera Bisa Bikin Orang Nyasar

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga bernama Septia (27) mengeluhkan adanya alat peraga kampanye (APK) bendera partai politik (parpol) di Taman Salak Condet, Kramatjati, Jakarta Timur, Selasa (16/1/2024).

Ia melihat bendera parpol tersebut beberapa kali menutupi papan petunjuk di Jalan Raya Condet.

"Tiang petunjuk arah seharusnya steril dari bendera parpol. Enggak semua orang yang lewat sini adalah warga sini atau sering lewat sini," ujdar dia di lokasi, Selasa.

Adapun, tiang petunjuk arah itu memberi informasi tentang arah menuju Jatinegara dan Halim.

Lokasinya berada di Jalan Raya Condet, tepatnya di seberang Halte Masjid dan Taman Salak Condet.

Pantauan di lokasi, ada bendera dari partai PKS yang dipasang tepat di sebelah papan petunjuk.

Namun, saat Kompas.com berada di sana, bendera dalam kondisi melilit tiang. Ketika terkena embusan angin, bendera berkibar ke belakang papan.

Septia menjelaskan, pengendara yang keluar dari Jalan Raya Condet memang harus melintasi Jalan Dewi Sartika.

"Balik lagi, pengendara yang lewat Condet bukan selalu orang sini atau sering lewat sini. Makanya papan petunjuk jalan wajib selalu kelihatan buat antisipasi orang nyasar," papar dia.

Septia juga menyoroti tiang penyangga atap Halte Masjid yang dipenuhi stiker caleg berukuran kecil.

Menurut dia, pemasangan stiker tidak perlu dilakukan, mengingat para caleg sudah memasang baliho dan spanduk di pinggir jalan.

"Ganggu karena fasum (fasilitas umum) seharusnya bersih. Walau itu halte jarang ada yang pakai buat nunggu angkot, ya tetap wajib dijaga kebersihannya," ujar Septia.

Warga lainnya, Ruslan (60), juga menganggap bahwa pemasangan stiker di halte bus hanya mengotori fasum.

Sebab, sudah ada caleg lain yang dahulu memasang stiker. Sampai saat ini, bekasnya belum hilang dan membuat halte tampak kotor.

"Itu ganggu banget. Yang cabut juga palingan PPSU pas masa kampanye selesai. Yang masang mah asal masang saja, enggak mungkin diberesin," kata Ruslan di lokasi.

Sementara poster dan bendera di tiang listrik, tiang petunjuk arah, tiang JakLingko, dan tiang lampu jalanan, Ruslan juga pesimis para caleg atau pihak parpol yang akan membereskannya usai Pemilu 2024.

Menurut dia, ada kemungkinan besar pihak Satpol PP dan PPSU yang nantinya turun tangan.

"Mereka kan tinggal masang saja. Enggak mungkin beresin, enggak bakal peduli. Yang penting sudah masang (APK), dan partai dan calegnya dilihat pengendara yang melintas. Padahal itu bikin kawasan jadi kumuh," tutur Ruslan.

Berbeda dengan Septia dan Ruslan, warga bernama Andika (24) tidak masalah melihat fasum penuh dengan APK.

Menurut dia, hal tersebut wajar karena saat ini sedang masa Pemilu 2024.

Akan tetapi, Andika mengaku terganggu dengan baliho, spanduk, dan poster yang memenuhi pagar Taman Salak Condet sehingga membuat area tertutup.

"Sebenarnya yang di fasum juga saya terganggu, tapi wajar dipasang karena masa Pemilu 2024," ungkap Andika di lokasi.

"Tapi kalau yang di pagar, saya sangat keganggu karena merusak pemandangan taman. Taman juga jadi ketutup," sambung dia.

Andika hanya berharap, seluruh APK di Taman Salak Condet dan sekitarnya lekas dicopot usai Pemilu 2024 selesai.

"Harapannya, kalau Pemilu 2024 selesai, langsung dicopot semua. Mau itu yang di fasum atau di pagar yang sampai nutupin tampilan taman," pungkas Andika.

https://nasional.kompas.com/read/2024/01/16/21161771/apk-kotori-fasum-di-condet-warga-petunjuk-arah-tertutup-bendera-bisa-bikin

Terkini Lainnya

Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Nasional
Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Nasional
Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Nasional
Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Nasional
Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Nasional
Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Nasional
Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Nasional
KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

Nasional
Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Nasional
Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Nasional
56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

Nasional
Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Nasional
Laporkan Dewas ke Polisi, Nurul Ghufron Sebut Sejumlah Pegawai KPK Sudah Dimintai Keterangan

Laporkan Dewas ke Polisi, Nurul Ghufron Sebut Sejumlah Pegawai KPK Sudah Dimintai Keterangan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke