Menurut Cak Imin, pencopotan itu mencoreng tradisi NU yang selama ini berjalan di tubuh PBNU.
"Masa kemudian ada pemberhentian, itu bukan tradisi NU. Ini mencoreng tradisi NU dan tentu ini mengkhawatirkan masa depan," katanya saat ditemui selepas acara Haul Kiai Ahmad Sufyan di Situbondo, Jawa Timur, Kamis (28/12/2023) malam.
"Saya sebagai orang NU, lahir, besar di NU, enggak ada di NU, kecuali sekarang ini pemberhentian-pemberhentian itu," ucap Muhaimin.
Cak Imin mengatakan, jika PBNU terus mencopot jabatan para pengurus, sebaiknya pengurus NU dibuat rekrutmen seperti pegawai negeri sipil (PNS).
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini menilai, ada motif politik di balik pemberhentian Kiai Marzuki sebagai Ketua PWNU Jatim.
Namun, ia menyebut, pemberhentian Kiai Marzuqi justru akan memperburuk posisi PBNU di mata kaum Nahdliyin.
"Yang rugi bukan Kiai Marzuqi, yang rugi PBNU sendiri," kata dia.
Dilansir dari laman nu.or.id, Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) H Amin Said membantah adanya motif politik dalam pemberhentian Kiai Marzuqi.
Ia menyebut, pemberhentian sudah sesuai dengan Anggaran Dasar dan Angaran Rumah Tangga (AD/ARD) PBNU.
“Proses pemberhentian juga sesuai AD/ART dan ketentuan yang ada,” kata Amin Said Husni, Kamis.
Pemberhentian tersebut diputuskan secara resmi melalui Surat Keputusan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Nomor 274/PB.01/A.II.01.44/99/12/2023.
"Berdasarkan evaluasi atas beberapa tindakan dan pernyataan Saudara KH Marzuqi Mustamar selaku Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur, Rais Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur [KH. Anwar Manshur] telah menyampaikan usulan kepada Pengurus Besar Nahdlatul Ulama untuk memberhentikan Saudara KH. Marzuqi Mustamar dari jabatan Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur,” demikian isi SK tersebut.
https://nasional.kompas.com/read/2023/12/29/10145551/tanggapi-pemberhentian-ketua-pwnu-jatim-cak-imin-mencoreng-tradisi-nu