Salin Artikel

Ketika Politik Melaju di Atas Proyek Transportasi

Namun, tanpa disadari, masalah transportasi, mulai dari soal kerusakan jalan, kemacetan lalu lintas, proyek jalan tol dan pelabuhan, masalah BBM (bahan bakar minyak) dan soal sumber energi kendaraan listrik, menjadi satu kesatuan dengan soal perpolitikan.

Apalagi soal kereta cepat, jalur udara, “rute” kapal nelayan asing dalam menangkap ikan di wilayah Indonesia. Semua dibahas dari sisi perpolitikan juga.

Bahkan ada yang mengkhawatirkan ketika masalah transportasi dikaitkan dengan soal “pembiayaan”, maka di sana ada “ongkos atau tarif” yang harus dibayarkan dan dialokasikan ke urusan perpolitikan.

Namun begitulah dunia per-transportasian di negeri kita. Dan juga di negara lain. Seperti ketika ekonomi Amerika sedang mengalami penurunan pada 1920-30an, maka upaya untuk menggeliatkannya kembali adalah dengan (salah satunya) melakukan pembangunan jalan lintas negara bagian dengan konsep padat karya.

Ekonomi dan infrastruktur transportasi menjadi berbaur dengan urusan politik kekuasaan juga.

Di tempat kita, bahkan, muncul suatu kondisi di mana proyek perbaikan atau pembangunan jalan yang menelan biaya besar, dikorupsi untuk membiayai ongkos politik.

Dan sementara itu untuk proyeknya sendiri, bahkan seringkali digadang-gadang sebagai suatu variabel keberhasilan “kebijakan” politik yang akan membawa kemenangan pada pihak tertentu dalam merebut suara rakyat dan pemilu (lagi).

Begitulah dunia perpolitikan kita. Aktivitasnya berbiaya sangat mahal, sehingga membutuhkan “isu” yang kuat untuk mendapatkan suara rakyat. Dan membutuhkan proyek fisik jalan yang bernilai rupiah sangat besar agar dapat “membantu” mendapatkan suara rakyat (pula).

Bahkan sebenarnya tidak terbatas pada soal transportasi atau infrastruktur transportasi. Isu soal politik ini masuk dalam soal infrastruktur secara keseluruhan. Misal, infrastruktur sosial, budaya, pendidikan dan kesehatan.

Sebagai negara yang masih “berkembang” atau negara yang masih berkategori “mau maju”, Indonesia masih sangat serba kekurangan dalam soal infrastruktur. Sehingga membangun infrastruktur apapun, menjadi seakan “perlu”. Walaupun tidak prioritas.

Sebut saja soal infrastruktur Indonesia yang sudah tergabung dalam G20. Ketika dibandingkan kondisi infrastruktur antarnegara anggota G20, terlihat posisi Indonesia ada di mana.

Indonesia memang masih sangat membutuhkan pembangunan agar tidak tertinggal terlalu jauh dengan infrastruktur yang sudah dimiliki oleh negara lain.

Sebut saja India yang memiliki jalan tol sepanjang 33.000 kilometer. Sementara Indonesia baru memiliki 2800 kilometer jalan tol, belum mencapai 10 persen dibanding India.

Dan sudut pandangnya memang pada aktivitas ekonomi. Jalan tol dibangun dengan multi efek. Namun untuk mengukurnya secara sederhana adalah dengan kesejahteraan ekonomi masyarakat sebagai akibat dari proyek jalan tol, mulai dari proses konstruksinya hingga ke proses pengoperasiannya.

Kembali ke masalah transportasi dan perpolitikan. Di semua periodesasi, bahkan di semua level pemilihan umum oleh rakyat, sektor transportasi masih akan selalu menjadi salah satu isu yang bisa mendulang suara kemenangan.

Siapa yang bisa mengemasnya, maka akan mendapatkan suara pilihan rakyat.

https://nasional.kompas.com/read/2023/12/24/07371631/ketika-politik-melaju-di-atas-proyek-transportasi

Terkini Lainnya

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
SYL Berkali-kali 'Palak' Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

SYL Berkali-kali "Palak" Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

Nasional
Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Nasional
Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Nasional
KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

Nasional
Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Nasional
Waketum Golkar Ingin Tanya Airlangga Kenapa Bobby Akhirnya Masuk Gerindra

Waketum Golkar Ingin Tanya Airlangga Kenapa Bobby Akhirnya Masuk Gerindra

Nasional
Bicara soal Rekonsiliasi, JK Sebut Tetap Ada yang Jadi Oposisi

Bicara soal Rekonsiliasi, JK Sebut Tetap Ada yang Jadi Oposisi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jalan Berliku Anies Menuju Pilkada Jakarta | Mahfud soal Pentingnya Pemikiran Megawati

[POPULER NASIONAL] Jalan Berliku Anies Menuju Pilkada Jakarta | Mahfud soal Pentingnya Pemikiran Megawati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke