JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno berpandangan, generasi X adalah para pemilih matang yang akan memilih dengan melihat progam konkret dari pasangan calon presiden dan wakil presiden yang bertarung pada pemilihan umum (Pemilu) 2024.
Hal ini disampaikan Adi Prayitno menanggapi hasil jajak pendapat Litbang Kompas pada 29 November-4 Desember 2023 yang menunjukkan bahwa ada 28,7 persen responden belum menentukan pilihan atau undecided voters pada Pemilu Presiden mendatang.
Sebagian besar undecided voters itu adalah generasi X atau mereka yang masuk rentang usia 41-60 tahun.
"Setiap calon harus menyajikan sesuatu yang substantif, obyektif, dan terukur karena generasi X rata-rata pemilih yang sudah matang secara politik dan rasional," kata Adi Prayitno kepada Kompas.com, Selasa (12/12/2023).
Adi Prayitno menilai, pasangan calon presiden dan calon wakil presiden harus menyampaikan gagasan dan program yang masuk akal untuk bisa menarik perhatian generasi X.
Ia menyebut, generasi X tidak begitu menyukai hal-hal yang berbau gimik seperti layaknya generasi Z.
"Jadi yang perlu ditampilkan adalah sesuatu masuk akal, bukan gimmick, generasi X menyukai dan akan memilih figur yang memiliki rekam jejak terukur dan bersih dari urusan masa lalu karena mereka pemilih rasional," kata Adi Prayitno.
"Beda dengan gen Z yang masih labil dan suka dengan yang berbau gimmick minim substansi," imbuhnya.
Peneliti Litbang Kompas Bambang Setiawan mengungkapkan, jumlah pemilih yang masih ragu-ragu menetapkan pilihannya kepada pasangan capres-cawapres mencapai angka 28,7 persen.
Jumlah undecided voters ini terbilang masih tinggi lantaran pemilu yang digelar 14 Februari 2024 hanya berjarak sekitar dua bulan.
"Terbilang besar mengingat pemilu tinggal dua bulan lagi," tulis Bambang dikutip dari harian Kompas, Senin (11/12/2023).
Persentase ini tak berbeda jauh dari angka massa mengambang pada pilihan terhadap capres (tanpa pasangan) yang mencapai 24,9 persen.
Angka massa mengambang pada pilihan capres itu pun melonjak signifikan dari 15,4 persen pada Agustus 2023.
"Kalangan yang termasuk ke dalam kelompok undecided voters ini adalah mereka yang belum punya ikatan ideologis ataupun kedekatan emosional terhadap sosok atau pasangan tertentu belum tahu siapa yang akan dipilih dan masih sangat rentan berubah pilihan," tulis Bambang.
Menurut survei, kebanyakan dari undecided voters adalah bekas pemilih Joko Widodo-Ma’ruf Amin pada Pilpres 2019, sebagian lain adalah mereka yang tidak menggunakan haknya atau merahasiakan pilihannya pada pemilu lalu.
Kebanyakan mereka merupakan generasi tua dalam rentang usia 41-60 tahun yang sebagian besar masuk ke dalam generasi X.
"Pada rentang usia tersebut, jumlah mereka mencapai 44,3 persen, lebih tinggi dari persentase populasi kelompok ini yang sekitar 36 persen," kata Bambang.
Menurut survei ini, pasangan nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming, memiliki elektabilitas tertinggi sebesar 39,3 persen.
Prabowo-Gibran unggul cukup jauh dibandingkan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (16,7 persen) dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD (15,3 persen).
Adapun survei melibatkan 1.364 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi di Indonesia.
Metode tersebut tersebut memiliki tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error kurang lebih 2,65 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana. Survei dibiayai sepenuhnya oleh Harian Kompas.
https://nasional.kompas.com/read/2023/12/12/12003951/undecided-voters-meningkat-di-generasi-x-pengamat-mereka-rasional-paslon