Salin Artikel

Pantau Kinerja SPBU di Sorong, Kepala BPH Migas: Pelayanan Sudah Hati-hati, tapi Administrasi Kurang

KOMPAS.com - Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) terus melakukan pengawasan dalam pendistribusian bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

Paling baru, Kepala BPH Migas Erika Retnowati dan Anggota Komite BPH Migas Iwan Prasteya Adhi memantau stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya, Kamis (23/11/2023).

Erika mengatakan, pihaknya telah berbincang dengan pengawas SPBU dan menemukan bahwa para badan usaha sudah mempunyai kehati-hatian dalam melayani atau menyalurkan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

"Pelayanan badan usaha sudah hati-hati, tapi sayangnya administrasi masih kurang, karena mungkin sosialisasi juga kurang. Contohnya surat rekomendasi, seharusnya dicatat dan dilaporkan setiap bulan. Ini belum dilakukan,” katanya dalam siaran pers.

Terkait kurangnya proses administrasi, Erika meminta badan usaha penugasan untuk menindaklanjuti temuan di lapangan. 

"Masalah fasilitas dan administrasi yang perlu disosialisasikan lebih intens oleh Pertamina," jelasnya di salah satu SPBU di Kabupaten Sorong.

Dalam kegiatan itu, Erika dan Iwan turut mengecek monitor CCTV, dispenser SPBU, tangki timbun BBM. Mereka juga berbincang langsung dengan pengawas SPBU.

Erika mengungkapkan, pemantauan itu menemukan bahwa tidak ada monitor TV CCTV dan petugas hanya melihat dari rekaman melalui telepon seluler.

"Ini tadi sudah kami rekomendasikan untuk segera dipasang monitor TV untuk memantau CCTV. Termasuk juga jangka waktu penyimpanan rekamannya tadi hanya dua minggu,” katanya.

Dia menjelaskan, sesuai ketentuan, minimal penyimpanan rekaman CCTV adalah satu bulan. 

“Memang ada beberapa hal yang harus diperbaiki di SPBU ini," tegasnya.

Iwan menambahkan, masih ada surat rekomendasi yang tidak teradministrasi dengan baik. Ia pun meminta SPBU melakukan perbaikan tata kelola administrasi di lapangan.

"Dilakukan perbaikan, demi akuntabilitas dan juga pertanggungjawaban SPBU sebagaimana seharusnya," tuturnya.

Iwan mengatakan, SPBU harus melayani masyarakat dengan baik dalam pendistribusian BBM. 

Dia mengatakan, pihak SPBU perlu menyediakan fasilitas untuk pengawasan, seperti CCTV, untuk memastikan pengendalian dan pengawasan penyaluran khususnya BBM bersubsidi.

Menanggapi temuan di atas, Sales Branch Manager PT Pertamina Patra Niaga Papua Barat Nuriva Joko Wibowo menjelaskan, pihaknya akan menindaklanjuti hasil temuan seperti menyediakan monitor CCTV.

Pihaknya juga akan menambah kapasitas penyimpanan rekaman CCTV dan pengelolaan surat rekomendasi dengan tertib administrasi.

"SPBU sudah menerima instruksi ini, pasti langsung dilakukan perbaikan," ungkapnya.

Pemantauan agen minyak tanah

Usai melakukan kunjungan SPBU, BPH Migas melanjutkan pemantauan ke agen minyak tanah dan pangkalan minyak tanah di Kota Sorong.  

Dalam kesempatan itu, Direktur BBM BPH Migas Sentot Harijady Bradjanto Tri Putro mengatakan, pihaknya memastikan pendistribusian BBM bersubsidi, dalam hal ini minyak tanah, tepat sasaran.

BPH Migas mengecek proses pengiriman minyak tanah dari agen ke pangkalan dan harga eceran tertentu (HET) yang ditetapkan pemerintah daerah agar sesuai dengan yang diterima masyarakat.

"Harga sudah ditempel di dinding, harganya untuk masyarakat Rp 4.000. Jadi, harga sudah sesuai HET," jelasnya.

Dalam pemantauan ke SPBU, agen, dan pangkalan minyak tanah disebut, terlihat hadir Komite Audit Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ani Maharsi.

https://nasional.kompas.com/read/2023/11/24/16052261/pantau-kinerja-spbu-di-sorong-kepala-bph-migas-pelayanan-sudah-hati-hati

Terkini Lainnya

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Nasional
Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Nasional
Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Nasional
Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Nasional
Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Nasional
KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

Nasional
Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Nasional
Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Nasional
56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

Nasional
Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Nasional
Laporkan Dewas ke Polisi, Nurul Ghufron Sebut Sejumlah Pegawai KPK Sudah Dimintai Keterangan

Laporkan Dewas ke Polisi, Nurul Ghufron Sebut Sejumlah Pegawai KPK Sudah Dimintai Keterangan

Nasional
Buka Forum Parlemen WWF Ke-10, Puan: Kelangkaan Air Perlebar Ketimpangan

Buka Forum Parlemen WWF Ke-10, Puan: Kelangkaan Air Perlebar Ketimpangan

Nasional
Lemhannas Kaji Dampak Meninggalnya Presiden Iran dalam Kecelakaan Helikopter

Lemhannas Kaji Dampak Meninggalnya Presiden Iran dalam Kecelakaan Helikopter

Nasional
Emil Dardak Sindir Batas Usia yang Halangi Anak Muda Maju saat Pemilu

Emil Dardak Sindir Batas Usia yang Halangi Anak Muda Maju saat Pemilu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke